MANTRA SUKABUMI - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun hal tersebut dinilai membahayakan perekonomian.
Sehingga dampaknya akan lebih buruk jika dibandingkan dengan PSBB di awal masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Dilansir dari laman RRI, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansyah menyatakan, pusat perbelanjaan baru mau bangkit dari keterpurukan.
Baca Juga: Akibat PSBB Total, Menperin Sebut Akan Pengaruhi Industri Manufaktur
Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta Diaktifkan Kembali, Restoran dan Tempat Makan Hanya Melayani Pesan Antar
Ia menegaskan jika dari Juni dibuka hingga saat ini, kemudian sudah mulai membenahi perekonomian agar bisa bayar supplier, bayar karyawan, bayar sewa, sebab itu kewajiban-kewajiban tersebut sempat macet, karena ditutup dari bulan Maret. Jika ditutup kembali Itu akan sangat berbahaya, bisa berakibat perusahaan tutup.
Ia yakin sekali kalau ada penutupan pusat perekonomian seperti mal dan pasar, akan ada efek domino dari mal-nya, ritel-nya, supplier-nya, hingga karyawannya.
"Iya dong (lebih parah). Ini kan baru ngisi barang, artinya orang baru beres-beres gitu lho terus ditutup ya lebih parah lagi dah. Sekarang ini pusat perbelanjaan memasuki PSBB total sudah dalam keadaan babak belur," ujar Budihardjo.
Sebelumnya, Anies memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan PSBB total sebagaimana awal pandemi Covid-19 lalu.