Lokomotif Legendaris Mak Itam, Terakhir Digunakan dalam Gelaran Tour de Singkarak 2011 dan 2012

- 19 September 2020, 19:11 WIB
Lokomotif Mak Itam di Stasiun Sawahlunto
Lokomotif Mak Itam di Stasiun Sawahlunto /./ Antara

Hasil pembakaran batu bara di ruang pembakaran yang berbentuk tabung besar yang menjadi kepala lokomotif buatan pabrik Maschinenfabrik di Esslingen Jerman itu meninggalkan bekas khas di udara.

Lokomotif ini dikirim pada 21 Oktober 1966 dan menjadi produk terakhir Esslingen sebelum tutup produksi.

Stasiun Sawahlunto menjadi rumah terakhir bagi Mak Itam setelah mengabdi sebagai penarik gerbong batu bara serta gerbong penumpang selama 50 tahun di kawasan Ombilin, Sawahlunto.

Ia menjadi penghuni Stasiun Sawahlunto bersama lima gerbong tua. Stasiun ini dijadikan Museum Kereta Api Sawahlunto sejak diresmikan pada 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Demikian dikatakan Ella Ubaidi, pemerhati konservasi dan geopark yang pernah menjabat Kepala Pusat Pelestari Benda dan Aset Bersejarah PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Sebelum menetap di Museum Kereta Api Sawahlunto, Mak Itam sempat tinggal di Museum Kereta Api Ambarawa di Jawa Tengah.

Lokasi itu bisa disebut sebagai rumah peristirahatan pertama Mak Itam, setelah purnatugas. Itu terjadi pada 1988 setelah PT KAI yang saat itu masih bernama Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) memperkenalkan lokomotif bertenaga diesel sebagai penarik hasil tambang Ombilin.

Mak Itam pulang kampung pada 3 Desember 2007 atas permintaan Pemerintah Kota Sawahlunto, untuk melengkapi koleksi lokomotif tua, tatkala Museum Kereta Api Sawahlunto mulai dioperasikan. Ketika dipindahkan dari Ambarawa ke Sawahlunto, kondisi Mak Itam masih layak operasi.

Ia menjadi satu di antara tiga lokomotif uap di Indonesia yang masih mampu dioperasikan setelah lokomotif uap penarik kereta wisata rute Ambarawa-Bedono dan lokomotif uap penarik Jaladara, kereta wisata di dalam Kota Solo.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x