Lokomotif Legendaris Mak Itam, Terakhir Digunakan dalam Gelaran Tour de Singkarak 2011 dan 2012

- 19 September 2020, 19:11 WIB
Lokomotif Mak Itam di Stasiun Sawahlunto
Lokomotif Mak Itam di Stasiun Sawahlunto /./ Antara

Baca Juga: Waspada, BMKG Menghimbau Warga Sepanjang Pesisir Pantai Jawa untuk Bersiaga

Pada awal 2009 Mak Itam dikaryakan sebagai lokomotif penarik gerbong kereta wisata rute pendek, Sawahlunto-Muaro Kalaban, sejauh delapan kilometer, dan bergantian dengan lokomotif diesel menjadi penarik kereta wisata Danau Singkarak pada tahun yang sama.

Sekali jalan, lokomotif uap mampu menghabiskan satu ton batu bara untuk bahan bakarnya ini. Mak Itam terakhir kali digunakan sebagai penarik kereta wisata.

Ketika digelarnya lomba balap sepeda bertaraf internasional, Tour de Singkarak, dalam dua penyelenggaraan berturut-turut, yakni 2011 dan 2012.

Saat itu Mak Itam bertugas membawa ratusan peserta balap sepeda dari 23 negara melakukan perjalanan wisata sebelum mereka memulai lomba.

Setelah acara berakhir, Mak Itam tak lagi dioperasikan untuk penarik kereta wisata di kawasan Sawahlunto.

Apalagi karena Mak Itam mengalami sebuah cedera fatal, akibat kebocoran pada pipa pemanas air di ruang pembakaran. Hal itu membuatnya lumpuh untuk sementara waktu, karena tak ada lagi suku cadang yang tersedia.

Baca Juga: JADWAL LIGA INGGRIS Malam Ini, Manchester United VS Crystal Palace Menanti Debut Perdananya

Saksi Bisu Ombilin

Mak Itam tak lepas dari sejarah panjang tambang batu bara di kawasan Ombilin, Kota Sawalunto, yang berhawa sejuk dan telah masuk dalam daftar warisan dunia kategori budaya yang ditetapkan oleh UNESCO pada 6 Juli 2019.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x