Tak Terduga! Akhirnya Polisi Andrew Costers Minta Maaf Soal Penembakan 2 Masjid di Selandia Baru

12 Desember 2020, 11:17 WIB
Tak Terduga! Akhirnya Polisi Andrew Costers Minta Maaf Soal Penembakan 2 Masjid di Selandia Baru/Pixabay/Alexas_Fotos /

MANTRA SUKABUMI - Kepala Polisi Andrew Costers mengungkapkan sebuah permintaan maafnya kepada masyarakat setelah terjadinya sebuah tragedi penembakan terhadap dua masjid di Christchruch, Selandia Baru.

Permintaan maaf tersebut disampaikan di laman resmi Sky News.

Dilansir mantrasukabumi.com dari Sky News, ada sebanyak 51 orang yang meninggal dalam kejadian tersebut, termasuk seorang warga Indonesia, Lilik Abdul Hamid.

Baca Juga: Promo Peak Day 12.12, ShopeePay Menawarkan 9x Promo dalam Sehari dan Beragam Pilihan Merchant

Baca Juga: Masih Belum Move On, 6 Zodiak Ini Diprediksi Bakal Buat Kalian Balikan Sama Mantan, Intip Daftarnya

Lilika merupakan teknisi pesawat terbang yang berasal dari Indonesia yang bermukim di negara tersebut bersama keluarganya. Jenazahnya dimakamkan di Selandia Baru.

Insiden berdarah Christchurch terjadi pada 15 Maret 2019. Saat itu, seorang pria supremasi kulit putih asal Australia, Brenton Tarrant, menembaki jemaah di Masjid Linwood dan Masjid Al Noor di Christchurch, saat umat Islam sedang melaksanakan salat Jumat.

Tarrant merekam aksi tersebut dan menayangkan secara langsung melalui media sosial Facebook. Dia juga mengunggah manifesto beberapa saat sebelum kejadian yang memperlihatkan dia adalah penganut ideologi ekstrem kanan.

Selain itu, 40 orang terluka akibat perbuatan Tarrant. Di antara korban luka yang saat ini masih hidup adalah seorang warga Indonesia, Zulfirmansyah, dan anak laki-lakinya yang ketika itu tengah Salat Jumat di Masjid Linwood.

Dalam laporan setebal 792 halaman itu, tim penyelidik komisi kerajaan mengidentifikasi minimnya sistem kepemilikan senjata api dan "konsentrasi sumber daya yang tidak tepat" di badan keamanan negara.

Baca Juga: Konsumsi Kacang Merah Setiap Hari? Selamat Tubuh Anda Akan Terhindar dari 4 Penyakit Berbahaya Ini

Meski begitu, tim penyidik tidak menyimpulkan bahwa ada keterkaitan antara kekurangan-kekurangan tersebut dengan kegagalan pemerintah mencegah penembakan di dua masjid di Christchurch.

Namun, dalam laporan itu penyelidik memberi sejumlah rekomendasi termasuk manajemen kepemilikan senjata api, pembentukan badan intelijen dan keamanan baru, serta dorongan agar kepolisian bisa lebih baik dalam mengidentifikasi dan merespons kejahatan yang didasari ujaran kebencian.

Kantor berita Anadolu dalam pemberitaannya menyebutkan, selain pihak Kepolisian, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga mengucapkan permintaan maafnya atas tragedi penembakan di Masjid Christchurch tahun lalu.

Permintaan maaf itu disampaikan Ardern setelah laporan investigasi soal penyerangan Christchurch dipresentasikan di depan parlemen, Rabu 9 Desember 2020.

"Komisi penyelidikan memang tidak menemukan bahwa masalah-masalah itu bisa menghentikan serangan teror. Tapi, itu semua adalah bentuk kegagalan dan saya meminta maaf karenanya," ujar Ardern.

Ardern menuturkan pemerintah sepakat mengikuti seluruh 44 rekomendasi yang tertuang dalam laporan tersebut demi memastikan keamanan warga Kiwi, sebutan warga Selandia Baru, termasuk kelompok minoritas dan pendatang.

Ia mengatakan pemerintah telah membentuk kelompok pengarah antar-lembaga untuk melaksanakan rekomendasi yang diajukan.**

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler