Covid-19 Melanda, Australia Pecahkan Rekor Penurunan Pendapatan Ekonomi dari Berbagai Sektor

2 September 2020, 20:11 WIB
Peta negara Australia. Pexels /Pexels/ Pexels

MANTRA SUKABUMI - Australia mengalami penurunan ekonomi terburuk dalam rekor kuartal terakhir saat berjuang melawan krisis virus Corona.

Sementara kini wabah baru kembali mengancam pembalikan jalan yang sudah bergelombang menuju pemulihan dan menambah penekanan pada pemerintah untuk menjaga laju fiskal tetap terbuka.

Data dari Biro Statistik Australia pada Rabu, 2 September menunjukkan ekonomi negara A $ 2 triliun atau US $1,47 triliun.

Baca Juga: Hong Kong akan Membuka Kembali Gym, Tempat Pijat hingga Restoran saat Kasus COVID-19 Menurun

Baca Juga: Maladewa Memperketat Aturan Pada Turis Setelah Lonjakan Kasus COVID-19

Dilansir mantrasukabumi.com dari chanelasienews.com, data tersebut mengalami penyusutan hingga 7% dalam tiga bulan terakhir, Juni hingga Maret menurun 0.3% dari kuartal.

Hal ini merupakan penurunan terbesar dalam produk domestik bruto triwulan sejak pencatatan dimulai pada tahun 1959. PDB Australia mengalami penurunan sebesar 6,3% dari tahun lalu.

Baca Juga: Tewaskan 2 Orang Warga, Pengemudi di Sigapura Harus Ditahan Selama 80 Tahun Akibat Kecelakaan

Laju kontraksi diperkirakan 5.9% akan terjadi ketika negara bagian Victoria Australia tetap melakukan isolasi untuk mengekang penyebaran virus korona. Sementara itu perbatasan internasional juga telah ditutup.

Lebih dari satu juta orang di Australia yang telah kehilangan pekerjaan akibat Covid-19. Pada bulan Maret lalu Australia telah menutup seluruh sektor ekonomi termasuk sektor pariwisata.

Baca Juga: Jangan Sampai Dibenci Karena Memiliki Salah Satu dari 10 Sifat yang Paling Dibenci Allah SWT

Pemerintah Australia telah meningkatkan dan memercikkan jumlah rekor uang tunai untuk mendukung pekerjaan dan pendapatan. Meskipun begitu sebuah data suram pada hari Rabu, 2 September 2020 telah menggaris bawahi bahwa perlunya lebih banyak stimulus karena masa pemulihan tidak berjalan secara merata.

"Lihat kedepan, sudah jelas bahwa jalan mundur dari resesi Covid-19 akan berlarut-larut" Ujar Sarah Hunter seorang kepala ekonom di BIS Oxford Ekonomics.

Baca Juga: Pemerintah Amerika Serikat Nyatakan Tak Ikut Serta Kerja Sama dalam Pengembangan Vaksin Covid-19

"Pertumbuhan pada kuartal September akan dibebani oleh penguncian wilayah di Victoria, dan diluar masalah kesehatan tetap berlanjut. Pembatasan yang sedanf berlangsung dan pemanggilan kembali dukungan pendapatan, semuanya akan membebani ekonomi.
Kami memperkirakan perlu waktu hingga awal tahun 2002 untuk beraktivitas kembali memeperhatikan pendapatan setelah Covid-19 usai" tambahnya.

Baca Juga: Ditengah Tekanan AS, Begoisasi Nuklir Iran Akan Bertemu di Wina Bahas Keringanan Sanksi

Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga hingga 0,25% dalam pertemuan darurat pads bulan Maret, dan pada hari selasa dini hari mereka memperluas fasilitas pendanaan murahnya bagi pemberi pinjaman negara untuk menjaga aliran kredit berbiaya rendah dalam perekonomian.**

Editor: Andriana

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler