Pertempuran Azerbaijan-Armenia, Jumlah Korban Bertambah Hingga Hampir 700 Personel Militer Tewas

19 Oktober 2020, 15:34 WIB
Ilustrasi pertemppuran Armenia-Azerbaijan /Military_Material/Pixabay

MANTRA SUKABUMI - Kementerian pertahanan wilayah Nagorno-Karabakh mengatakan pada hari Minggu, 18 Oktober 2020, bahwa pihaknya telah mencatat 40 korban lainnya di antara militernya.

Hal tersebut mendorong jumlah kematian militer menjadi 673 sejak pertempuran dengan pasukan Azeri meletus pada 27 September.

Armenia menderita kerugian besar saat Azerbaijan bergerak maju di sepanjang garis depan pertempuran, kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.

Baca Juga: Kemnaker Sebut Dana BLT BPJS Ketenagakerjaan yang Sudah Dicairkan Mohon Dikembalikan, Ini Alasannya

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Angkat Bicara Terkait Pelengseran Jokowi: Saya Sudah Rakyat Biasa, Pensiunan Tentara

Menolak klaim kerugian besar di pihak Azerbaijan, kementerian tersebut mengatakan bahwa tentara Azerbaijan menggunakan "keunggulan operasional di seluruh front," kata pernyataan kementerian itu. Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari aljazeera.com.

Bentrokan meletus antara kedua negara 27 September dan Armenia sejak itu melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar gencatan senjata kemanusiaan yang mulai berlaku pekan lalu.

Azerbaijan menyebutkan, 'Pasukan Armenia melanggar kesepakatan' Azerbaijan menuduh pasukan Armenia melanggar gencatan senjata atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan hanya beberapa jam setelah itu diberlakukan pada tengah malam.

"Pasukan Armenia sangat melanggar kesepakatan lain," kata kementerian pertahanan di Baku dalam sebuah pernyataan, menuduh mereka menembakkan artileri dan mortir ke berbagai arah dan melancarkan serangan pagi hari di sepanjang garis depan.

Berbicara dari Ujar di Azerbaijan, Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera mengatakan: “Suku Azeri menuding Armenia, mengatakan bahwa meskipun Armenia telah menyetujui gencatan senjata, mereka telah mencoba untuk merebut kembali tanah yang direbutnya dari Azerbaijan (selama pertempuran).”

Armenia dan Azerbaijan saling menuduh melanggar gencatan senjata kemanusiaan baru dalam memperebutkan daerah kantong Nagorno-Karabakh yang dikuasai etnis Azerbaijan.

Baca Juga: Setelah Sebut Anies Bodoh, Ferdinand Sebut KAMI Organisasi Terlarang dan Minta Dibubarkan

Baca Juga: Berikut Tanda-Tanda Gejala Kolestrol Tinggi Dilihat dari Keluhan Pada Kaki

Shushan Stepanyan, juru bicara kementerian pertahanan Armenia, mengatakan di Twitter bahwa Azerbaijan menembakkan peluru artileri dan roket pada Minggu dini hari.

Berbicara dari Yerevan, Bernard Smith dari Al Jazeera mengatakan bahwa gencatan senjata itu hanyalah gencatan senjata kemanusiaan yang dirancang bagi kedua belah pihak untuk bertukar tubuh dan tawanan perang.

“Armenia khususnya membutuhkan gencatan senjata ini karena tekanan dalam negeri yang sangat besar yang berada di bawah kepemimpinannya,” kata Smith menjelaskan bahwa tekanan terkait dengan sejumlah besar orang dan tanah yang telah hilang dari Azerbaijan.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler