Puluhan Ribu Berduka atas Kematian Ulama Terkemuka di Pakistan

22 November 2020, 08:20 WIB
Para pelayat berkumpul untuk doa pemakaman Khadim Hussein Rizvi, seorang ulama Islam dan pemimpin Tehreek-e-Labiak Pakistan, di Lahore, Pakistan, Sabtu, 21 November 2020. (Foto: AP / Waleed Ahmed) /

MANTRA SUKABUMI - Puluhan ribu pendukung pada hari Sabtu, 21 November memadati pemakaman seorang ulama terkemuka yang partai Islamisnya membela undang-undang penistaan agama yang kontroversial di Pakistan yang menyerukan hukuman mati karena menghina Islam.

Para pelayat berkumpul di kota timur Lahore, dimana ulama dan pemimpin Islam, Khadim Hussein Rizvi, meninggal dua hari lalu pada usia 54 tahun.

Partai Rizvi, Tehreek-e-Labiak, hanya memegang dua kursi di parlemen, tetapi gerakannya berulang kali menekan tujuannya dengan melakukan demonstrasi skala besar.

Baca Juga: Presiden China Siap untuk Tingkatkan Kerja Sama Vaksin COVID-19 Global

Baca Juga: Trump dan Sekutunya Luncurkan Upaya Baru untuk Gulingkan Kemenangan Biden di Negara-negara Kunci

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Rizvi pada Minggu lalu memimpin ribuan pengikutnya dalam aksi duduk di ibu kota Islamabad memprotes penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad di Prancis, yang dia anggap menghujat.

Demonstran sempat bentrok dengan pasukan keamanan di rapat umum, yang merupakan salah satu gelombang protes di seluruh negeri yang mengungkapkan kemarahan atas karikatur tersebut.

Pemerintah Pakistan berjanji pada Selasa bahwa tuntutan para pengunjuk rasa untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Prancis dan pengusiran duta besar Prancis akan segera dibahas di parlemen. Seorang juru bicara Tehreek-e-Labiak, mengatakan pemerintah juga telah setuju untuk membebaskan anggota partai yang ditahan pada protes baru-baru ini.

Baca Juga: Viral! Video Habib Al-Jufri: Meskipun Pakai Sorban, Jika Panas-panasi Pemerintah, Itu Kriminal

Baca Juga: Sesuai Arahan Presiden Jokowi, Kelompok Pembudidaya Ikan ini Dapat Bantuan hingga Rp10 Miliar

Dikutip mantrasukabumi.com dari CNA bahwa Partai Islam menjadi terkenal dalam pemilihan umum 2018 di Pakistan, berkampanye dengan satu agenda penting untuk membela undang-undang penistaan agama di negara itu.

Pada November 2017, para pengikutnya melakukan protes dan aksi duduk selama 21 hari setelah referensi tentang kesucian Nabi Muhammad dihapus dari teks formulir pemerintahan.

Rizvi memimpin protes tahun lalu, setelah pihak berwenang Pakistan membebaskan Aasia Bibi, seorang wanita Kristen Pakistan yang dijatuhi hukuman mati selama delapan tahun atas tuduhan melakukan penistaan agama. Pengadilan membebaskannya tetapi dia harus melarikan diri ke Kanada setelah mengancam hidupnya.

Karikatur nabi yang diterbitkan di Prancis memicu protes di seluruh Asia dan Timur Tengah, dengan seruan untuk memboikot produk Prancis. Mereka juga dilihat sebagai pemicu beberapa serangan mematikan terhadap warga dan kepentingan Prancis dalam beberapa pekan terakhir.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler