Network
MANTRA SUKABUMI - Bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Rusia, dan Korea Utara, melakukan uji coba senjata merupakan suatu hal yang musti dilakukan.
Meskipun hal tersebut bukanlah ajang untuk memamerkan kekuatan, akan tetapi tetap saja mereka ingin menarik perhatian publik dunia.
Belum lama ini, Amerika Serikat dalam sebuah video yang beredar memperlihatkan, bahwa mereka melakukan uji coba terhadap salah satu senjatanya, yaitu HVP (Hypervelocity Projectile).
Baca Juga: Banjir di Korea Utara Mengancam Reaktor Nuklir Yongbyon dan Timbulkan Kerentanan
Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay
Dilansir Mantrasukabumi.com dari Warta Ekonomi, melihat hal tersebut, Korea Utara juga tak mau kalah. Dikabarkan kini Korea Utara tengah melakukan uji coba terhadap senjatanya yaitu Rudal Balistik di bawah permukaan air laut.
Sebelumnya, Korea Utara pernah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik dari kapal selam pada bulan Oktober tahun lalu.
Namun menurut para ahli Korut, tindakan mereka merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan. Pasalnya senjata seperti itu sulit untuk dideteksi sebelum dilakukan peluncuran.
Diketahui uji coba senjata itu adalah uji coba pertama, sejak Korea Utara mulai bernegosiasi mengenai nuklir dengan AS pada tahun 2018.
Baca Juga: Juru Kampanye Budak Seks Korea Selatan Dituduh melakukan Penggelapan Dana
Baca Juga: Negara-negara Eropa Ikut Turun Tangan Soal Laut China Selatan, China Semakin Terpojokan
Uji coba rudal balistik di bawah laut yang menggunakan kapal selam ini kali ini merupakan kali kedua bagi Korea Selatan.
Diketahui, alasan Korea Utara yang melakukan uji coba rudal balistik itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklirnya.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman Warta Ekonomi dengan judul Kembali Unjuk Gigi, Korut Lakukan Uji Coba Rudal Balistik Bawah Laut.
Setelah itu, mereka akan memberikan tekanan pada Washington saat setelah pemilihan presiden AS pada awal November mendatang nanti.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Korea Utara mungkin menguji rudal semacam itu untuk peringatan berdirinya Partai Buruh yang berkuasa pada 10 Oktober.
Baca Juga: Nyatakan Siap Perang Lawan Negara ASEAN, China Kini Klaim Berhak Masuk Perairan Natuna
Baca Juga: Putra Trump Setuju untuk Diinterogasi dalam Penyelidikan New York, Usai Pemilihan November Mendatang
Meskipun begitu, tetap saja para petinggi Korut menekankan bahwa Korea Utara lebih bertujuan untuk menekan AS daripada untuk merayakan hari jadi negaranya.
Kendati demikian, seperti yang kita tahu, saat ini Korea Utara tengah dihadapkan dengan berbagai masalah yang terjadi, seperti dampak kerusakan akibat angin topan dan pandemi Covid-19.
Sehingga menyebabkan terjadinya penutupan di perbatasan antara China, dan AS.**(Partner Warta Ekonomi Viva)
