Delapan Tewas dan 31 Luka-luka dalam Serangan Mortir di Daerah Pemukiman Kabul Afghanistan

- 22 November 2020, 08:50 WIB
Kerabat berdiri di sekitar mayat seorang anak laki-laki yang terbunuh oleh serangan mortir di Kabul, Afghanistan pada hari Sabtu. Foto: AP
Kerabat berdiri di sekitar mayat seorang anak laki-laki yang terbunuh oleh serangan mortir di Kabul, Afghanistan pada hari Sabtu. Foto: AP /

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: Trump dan Sekutunya Luncurkan Upaya Baru untuk Gulingkan Kemenangan Biden di Negara-negara Kunci

Serangan mortir terjadi saat perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban terus mengadakan pembicaraan di Qatar, meskipun kemajuannya lambat. Menteri Luar Negeri PBB Mike Pompeo berada di Doha pada hari Sabtu untuk mendesak pengurangan kekerasan dalam pertemuannya dengan Taliban dan tim negosiasi pemerintah. Sebagian besar Taliban mengabaikan permintaan sebelumnya seperti itu.

Pompeo mengatakan kepada anggota tim pemerintah, di awal pertemuan mereka, bahwa Amerika akan "duduk di pihak dan membantu sebisa kami" dalam negosiasi perdamaian.

Pompeo juga bertemu dengan salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar.

Ada banyak di dalam pemerintah Afghanistan yang ingin kesepakatan damai AS-Taliban Februari dibatalkan. Presiden terpilih Joe Biden sebelumnya telah menganjurkan pasukan kecil berbasis intelijen di Afghanistan untuk fokus pada kontraterorisme.

Baca Juga: Puluhan Ribu Berduka atas Kematian Ulama Terkemuka di Pakistan

Sementara itu, Abdullah Abdullah, kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi pemerintah, mengutuk serangan itu dalam tweet yang menyebutnya sebagai tindakan "pengecut". Dewan tersebut mengawasi tim negosiasi pemerintah di meja dengan Taliban di Doha.

Beberapa jam sebelum serangan itu mengguncang Kabul, sebuah bom yang dipasang di sebuah mobil menewaskan satu personel keamanan dan melukai tiga lainnya di lingkungan timur ibu kota, kata juru bicara polisi Kabul Ferdaws Faramarz.

Kekerasan di Afghanistan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir dengan serangan yang semakin mengerikan yang sering diklaim oleh afiliasi kelompok Negara Islam. Taliban juga terus melakukan serangan hampir setiap hari terhadap pasukan pemerintah Afghanistan yang terkepung.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x