Mengenal 'Social Distancing' dan 'Self-Quarantine', Kenali Makna dan Tujuannya

30 Maret 2020, 00:10 WIB
ILUSTRASI social distancing, jaga jarak fisik.* /PIXABAY/

Mantrasukabumi.com - Pemerintah telah memberlakukan setiap warganya untuk menjaga dirinya dari paparan virus corona mulai social distancing sampai kebijakan lockdown di beberapa daerah.

Aturan ini tentu dalam rangka melindungi waragnya agar korban virus tidak bertambah.

Karena itu, berbagai istilah yang diberlakukan tentu harus dipahami terlebih dahulu agat tidak menimbulkan penapsiran yang salah.

Berbagai konsep seperti ‘social distancing’ dan ‘self-quarantine’ banyak dipahami dalam berbagai arti dan kelihatannya tidak selalu benar.

Berikut beberapa panduan pengertian dalam membantu anda membuat keputusan yang tepat,  seperti dilansir CNA, Minggu, 29 Maret 2020.

Baca Juga: Dinkes Jabar Beri Penjelasan Cara Memandikan Jenazah Positif Corona

  1. Jarak Sosial (Social Distancing)

Jarak sosial disini berarti siapapun harus membuat jarak fisik antara orang lain disekitarnya. Di tingkat komunitas, sudah mulai diterapkan seperti penutupan sekolah, tempat kerja dan pembatalan acara musik besar.

Untuk individu, bisa diterapkan dengan cara mengatur jarak sejauh dua meter antara anda dan orang lain saat berada di tempat umum.

Hal ini demi menghindari adanya kontak fisik dengan orang-orang yang tidak serumah dengan anda.

Tetapi masih ada kekeliruan, tentang peringatan agar tidak berkumpul lebih dari 10 orang dalam satu ruangan yang sama.

Hal ini memberi kesan bahwa tidak masalah jika menampung hingga sembilan orang dengan status kesehatan yang berbeda di dalam satu atap. Hal ini sangat tidak dibenarkan.   

Siapa yang harus melakukan ini? Tentu saja semua orang.

Baca Juga: BREAKINGNEWS: ODP Corona di Kabupaten Sukabumi Lebih dari 2 Ribu Orang

  1. Stay at home

Singkatnya, ini berarti tinggal dirumah. Tidak meninggalkan rumah kecuali ada situasi darurat. Tidak bersosialisasi dengan orang-orang selain keluarga.

Jangan pergi ke rumah teman, sekalipun itu teman dekat anda.

Selama ada aturan ini, anda biasanya masih diizinkan pergi keluar untuk hal yang penting seperti membeli stok bahan makanan.

Tetapi tetap saja anda harus membatasi perjalanan dan tidak lebih dari seminggu. Pekerja medis atau pemilik rumah grosir masih bisa melakukan pekerjaannya seperti biasa, karena penting dan dibutuhkan.

Banyak ahli penyakit menular berpendapat bahwa semua orang harus tetap berlindung di rumahnya masing-masing untuk mencegah penyebaran virus.

“Semua orang harus benar-benar menjaga diri sendiri,” kata Kryssie Woods seorang ahli epidemiologi.

Baca Juga: Update Minggu Sore, 29 Maret 2020: Korban Meninggal Virus Corona Tembus 114 Orang

  1. Pengawasan Diri (Self-Monitoring)

Mulai teratur memeriksa suhu tubuh anda, sambil terus mengawasi tanda-tanda infeksi COVID-19, termasuk demam, sesak napas dan batuk.

Seseorang yang ada dalam pengawasan, sebaiknya tetap tinggal dirumah dan membatasi interaksi dengan orang lain.

Siapa saja yang harus melakukan ini? Seseorang yang ada dalam pengawasan, mereka yang mungkin terpapar virus tetapi hanya melakukan kontak jarak jauh dengan yang terinfeksi. Ini bisa saja terjadi pada orang terdekat anda.

Misalnya, rekan kerja, pembicara di sebuah konferensi atau bahkan orang tua teman sekelas anak anda. Segera konsultasikan dengan dokter untuk melihat apakah situasi anda sudah cukup teratasi hanya dengan perawatan mandiri.

Baca Juga: dr. Tirta: Tenang, Saya Keluar Lagi Lawan Corona

  1. Self-Quarantine

Istilah ini diterapkan untuk memisahkan dan membatasi pergerakan seseorang yang sehat, tetapi baru melakukan kontak fisik dengan seseorang yang memiliki diagnosis virus.

Seseoang yang dikarantina harus tinggal di rumah dan jauh dari orang lain, termasuk yang ada dirumah.

Ia harus tidur di ruang terpisah dari anggota keluarga yang lain. Ia harus menghindari interaksi publik dalam periode 14 hari.

Siapa yang harus menerapkan ini? Siapapun yang tidak memiliki gejala, tetapi telah melakukan

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Pemkab Tutup Pasar Tumpah Jalur Sukabumikontak dengan seseorang yang sakit.

  1. Self-Isolation

Istilah isolasi digunakan untuk memisahkan seseorang yang telah didiagnosis atau seseorang yang memiliki gejala seperti batuk, demam dan sesak napas, tetapi belum menerima hasil tes.

Seseorang yang terisolasi harus dikurung di ruang terpisah tanpa minimal kontak dengan anggota keluarga lainnya (termasuk hewan peliharaan) dan menggunakan kamar mandi terpisah jika memungkinkan.

Siapa saja yang harus melakukan ini?

Siapapun dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, sedang dalam konsultasi dokter, seseorang yang menunggu hasil tes atau seseorang dengan gejala yang jelas namun masih menunggu untuk diuji.

Baca Juga: Dampak Corona, Ini Daftar 28 Kereta Api Jarak Jauh yang Dibatalkan PT KAI

  1. Karantina Resmi Atau Wajib

Istilah ini serupa dengan lockdown yang diberlakukan pemerintah pada suatu negara, contohnya seperti penerapan di Italia.

Mereka yang melakukan aktifitas diluar rumah sangat dijaga ketat dengan jadwal khusus yang ditentukan oleh pemerintah daerahnya.

Siapa saja yang harus melakukan ini? Setiap orang yang tinggal di negara yang telah menerapkan karantina ketat. (AF)**

Sumber Artikel dari https://www.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-01358057/social-distancing-dan-self-quarantine-jelas-berbeda-kenali-makna-dan-tujuannya?

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler