MANTRA SUKABUMI – Telur merupakan bahan makanan, yang mudah diolah menjadi berbagai variasi hidangan kesukaan keluarga.
Telur juga memiliki banyak manfaat, kuning telur salah satunya berguna untuk melegakan tenggorokan, sedangkan putih telur salah satu menfaatnya yaitu untuk perawatan kulit wajah.
Namun tidak hanya itu, sebuah penelitian menemukan bahwa ternyata kulit atau cangkang telur juga memiliki manfaat sebagai obat, khususnya masalah obesitas.
Sebagaimana dikutip mantrasukabumi dari rri.co.id, bahwa pandemi Covid-19 tidak berpengaruh terhadap produktivitas mahasiswa untuk membuat temuan dan inovasi bermanfaat untuk masyarakat.
Baca Juga: Waspada, Tsunami 20 Meter Ancam Selatan Jawa, Berikut Penjelasan Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG
Terbaru, tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang diantaranya Dimas Teguh Prasetiyo (FAPET’18), Rhifa Siti Fauziah ND (FAPET’17), dan Nuha Nabilah Utrujjah (FMIPA’18) di bawah bimbingan Prof.Dr.Ir Lilik Eka Radiati, MS.IPU, membuat sebuah konsep untuk menurunkan obesitas dari kalsium cangkang telur ayam menggunakan nanoteknologi.
"Ini salah satu upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan kandungan kalsium dalam cangkang telur untuk dijadikan kapsul penurun obesitas," kata Dimas dalam keterangannya, Minggu, 27 September 2020.
Dimas menyatakan, selama ini, obesitas memang menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang serius di dunia, salah satunya di Indonesia.
Baca Juga: Hati-hati, 14 Wilayah Ini Bisa Terdampak Tsunami 12 Hingga 20 Meter, Simak Mana Saja
Menurut data Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) tahun 2018, menunjukkan penduduk dewasa berusia diatas 15 tahun mengalami kegemukan atau obesitas sebesar 31.0 persen.
Angka itu menunjukkan peningkatan pesat dari tahun 2013 ketika penduduk yang mengalami obesitas mencapai 26.6 persen.
Jika tidak segera ditangani, kata Dimas, obesitas akan berimbas pada penyakit komplikasi kardiovaskuler, diabetes, dan osteoporosis yang berbahaya.
Hal itulah yang mendorong Dimas bersama kedua rekannya menciptakan sebuah konsep untuk menurunkan obesitas yang lebih aman dan minim efek samping.
Menurutnya, cangkang telur merupakan salah satu bahan alami yang aman dan ekonomis, sehingga dijadikan sebagai bahan alternatif sumber kalsium dalam menurunkan kadar trigliserida pada tubuh obesitas.
Baca Juga: Mengejutkan, Uang Rp75 Ribu Dapat Bernyanyi Lagu Indonesia Raya
"Cangkang telur mengandung komponen mikro yang unik dengan didominasi 94 persen kalsium karbonat yang dapat diuraikan menjadi 360-440 mg kalsium per gram. Nanoteknologi dengan metode mengubah partikel kalsium menjadi nanokalsium dilanjutkan dengan teknik pulsed electric field (PEF), memungkinkan kalsium cangkang telur ayam menjadi lebih availabilitas sehingga mudah untuk diserap oleh tubuh," paparnya.
Dikatakan, secara khusus telah dibuktikan pada beberapa penelitian bahwa setiap penambahan 300 mg dalam asupan kalsium reguler dikaitkan dengan penurunan sekitar 1 kilogram lemak tubuh pada anak-anak dan 2.5–3.0 kilogram berat badan yang lebih rendah pada orang dewasa.
"Dengan mengkaji beberapa literatur dari database jurnal nasional dan internasional, konsep ini dibuat empat tahap, tahap pertama menganalisis teknik pulsed electric field (PEF) pada nanokalsium cangkang telur ayam. Tahap selanjutnya mengkaji analisis scanning electron microscopy (SEM) dan Particle Size Analyzer (PSA) untuk melihat ukuran dan distribusi partikel nanokalsium," ungkap Dimas.
Baca Juga: Saat Normalisasi Hubungan dengan Negara Arab, Israel Lakukan Pemindahan Penduduk Secara Diam-diam
"Tahap selanjutnya menganalisis konduktivitas, dimana nanokalsium yang memiliki konduktivitas tinggi akan memiliki bioavailabilitas tinggi. Kemudian menganalisis kadar trigliserida pada sel 3T3-L1 Preadiposit, dimana mampu menghambat perkembangan preadiposit yang artinya dapat menghambat obesitas," imbuhnya.
Ia menambahkan, berdasarkan kajian literatur dan percobaan itu, kalsium cangkang telur ayam berpotensi untuk menjadi suplemen diet alami obesitas. "Karena kandungan dalam cangkang telur mampu menghambat pertumbuhan sel preadiposit," pungkasnya.**