Waspada, Alergi Makanan Dapat Mengancam Jiwa, Kenali Faktor Risiko dan Cara Pengobatannya

- 3 Juni 2021, 12:30 WIB
Ilustrasi Alergi
Ilustrasi Alergi /Pixabay / nastya_gepp/



MANTRA SUKABUMI - Alergi makanan adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh ketika tubuh salah mengira bahwa beberapa makanan adalah berbahaya.

Alergi makanan dapat bersifat kronis (berlangsung lama), atau akut (secara tiba-tiba). Reaksi akut dapat menyebabkan reaksi serius bahkan mengancam jiwa yang disebut anafilaksis.

Alergi makanan mempengaruhi sekitar 6 hingga 8 persen anak-anak di bawah 3 tahun, dan sebanyak 3 persen orang dewasa. Anak-anak umumnya alergi terhadap susu, kedelai, gandum, dan telur.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Untuk beberapa orang, reaksi alergi terhadap suatu makanan dapat menimbulkan ketidaknyamanan tetapi tidak berat.

Untuk orang lain, alregi makanan bisa menakutkan dan mengancam jiwa. Gejala alergi makanan biasanya meningkat dalam beberapa menit hingga dua jam setelah memakan suatu makanan.

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, berikut faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan alergi makanan:

1. Sejarah keluarga

Anda berisiko tinggi memiliki alergi makanan jika Anda mengidap asma, eksim, dan bintik-bintik merah atau alergi seperti alergi debu sudah biasa dalam keluarga Anda.

2. Pernah mengalami alergi makanan

Anak-anak dapat berpotensi lebih tinggi memiliki alergi makanan, tetapi dalam beberapa kasus hal tersebut dapat kembali terjadi.

3. Alergi lain

Jika Anda telah memiliki alergi terhadap satu makanan, Anda berisiko tinggi untuk mengalami alergi terhadap makanan lain.

Demikian juga, jika Anda memiliki jenis reaksi alergi lain, seperti alergi debu atau eksema, risiko Anda memiliki alergi makanan menjadi lebih besar.

4. Umur

Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak, khususnya anak-anak kecil dan bayi. Saat Anda tumbuh besar, sistem pencernaan Anda menjadi lebih matang dan tubuh Anda meminimalisir mencerna makanan yang merangsang alergi. Anak-anak biasanya memiliki alergi terhadap susu, kedelai, gandum dan telur.

Baca Juga: Kumpulan Doa agar Anak Rajin Belajar, Pintar dan Cerdas, Lengkap dengan Terjemahan

Alergi berat dan alergi terhadap kacang dan kerang-kerangan cenderung berlangsung lebih lama.

5. Asma

Asma dan alergi makanan umumnya terjadi bersamaan. Ketika hal ini terjadi, alergi makanan dan asma, gejala keduanya cenderung lebih berat.

Satu-satunya cara mencegah alergi makanan adalah mencegah memakan makanan yang menyebabkan tanda-tanda dan gejala alergi.

Untuk reaksi alergi ringan, Obat tanpa resep atau antihistamin yang disarankan dapat membantu Anda mengurangi gejala.

Obat-obat ini dapat dikonsumsi setelah diketahui makanan penyebab alerginya untuk meredakan gatal atau bintik-bintik merah. Bagaimanapun, antihistamin tidak dapat mengobati reaksi alergi berat.

Gaya hidup dan pengobatan rumah berikut dapat membantu Anda menangani alergi makanan:

1. Menghindari makanan yang bermasalah (makanan sisa, kedaluwarsa).

2. Baca label makanan dengan saksama sebelum membeli atau menyiapkan makanan.

Baca Juga: Roy Kiyoshi Beberkan Pengalaman Pertamanya Sebagai Anak Indigo

3. Pelajari cara menggunakan suntikan anti-alergi dan ajari orang-orang di sekitar Anda, jikalau Anda tiba-tiba menderita alergi makanan. Selalu bawa obat alergi.

4. Kenakan gelang atau kalung medis sebagai tanda agar orang-orang tahu bahwa Anda memiliki alergi
Beritahu keluarga Anda, pengasuh, dan guru jika anak Anda memiliki alergi makanan.

5. Cuci peralatan dengan hati-hati sebelum menyiapkan makanan bayi. Hal ini dapat membantu mencegah penyebab alergi.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x