Keistimewaan Hari Khusus Pada Bulan Dzulhijjah, Salah Satunya Hari Arafah

23 Juli 2020, 05:00 WIB
Ilustrasi Dzulhijjah /.*/Unsplash

MANTRA SUKABUMI - Dalam penanggalan kalendar tahun Hijriyah sam terdapat dua belas bulan. Kini dalam kalender Hijriah kita telah memasuki bulan yang ke-12 yakni bulan Dzulhijjah.

Allah SWT memuliakan empat bulan haram, salah satu di dalamnya yaitu bulan Dzulhijjah. Oleh karenanya, bulan Dzulhijjah memiliki banyak keistimewaan.

Di dalam bulan Dzulhijjah terdapat amalan yang diagungkan Nabi di antaranya berpuasa, berkurban, dan salat Idul Adha.

 Baca Juga: Larangan Memotong Kuku dan Mencukur Rambut Bagi yang Hendak Qurban, Ini Haditsnya

Baca Juga: Idul Adha Jatuh Pada Hari Jumat, Wajibkah Shalat Jumat? Ini Penjelasan Ulama

Selain itu, termasuk juga hari-hari yang tidak dimiliki oleh bulan lainnya. Berikut pemaparan hari-hari tersebut, diantaranya:

Hari Tarwiyah (التروية) yang jatuh pada tanggal 8 dzulhijjah. Disebut hari tarwiyah karena pada hari itu, Nabi Ibrahim Alaihissalam berfikir dan merenungkan isi dari mimpinya.

Menurut imam Al Babirti di dalam kitab Al Inayah Syarh Al Hidayah, hari tersebut dinamakan hari tarwiyah karena orang-orang yang haji itu melihat air di waktu itu yang sebelumnya tidak mereka temui.

Ada pula yang mengatakan bahwa itu disebut hari tarwiyah karena orang-orang melihat air untuk menghilangkan rasa haus pada hari itu, mereka pun dapat membawa air tersebut sebagai bekal menyegarkan diri (dari sengatan teriknya matahari di padang pasir saat kehausan) untuk pergi ke Mina dan Arafah.

Baca Juga: Keistimewaan Membaca Surah Yusuf, Salah Satunya Akan Dihindari dari Azab Besar Pada Hari Kiamat

Baca Juga: Keistimewaan Hari Arafah, Tebus Dosa 2 Tahun Hingga Surga Arrayyan

Hari Arafah (عرفة) yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dinamakan hari arafah karena pada tanggal 9 Dzulhijjah para jama’ah haji melaksanakan wukuf di padang Arafah.

Dan pada hari tersebut, Umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji juga dianjurkan untuk berpuasa.

Kata Arafah bermakna keyakinan. Penamaan ini ada hubungannya dengan peristiwa nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya melalui mimpi. Pada hari kesembilan pada bulan Dzulhijjah itulah nabi Ibrahim ‘yakin’ bahwa mimpinya benar.

Untuk mengabadikan peristiwa tersebut, yakni kejadian di saat hati nabi Ibrahim yakin atas mimpinya, maka hari kesembilan bulan Dzulhijjah dinamai dengan hari keyakinan atau hari Arafah.

Baca Juga: Hati Anda Selalu Galau, Berikut Tips Move On dalam Islam

Baca Juga: Beri Amalan Shalawat Nabi, Buya Syakur: 3 tahun Belum Kaya Usai Amalkan ini, Ludahi Muka Saya

Hari An-Nahr (النحر) yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. An-Nahr artinya adalah menyembelih. Jadi tanggal 10 Dzulhijjah merupakan hari dimana banyak orang yang melakukan penyembelihan hewan qurban.

Pada hari tersebut umat muslim merayakan hari raya Idhul Adha dan melaksanakan sholat sunnah Id, serta menyembelih hewan qurban.

Dan pada hari itu, umat muslim dilarang untuk berpuasa, sebagaimana sabda Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam :

أَيَّامُ مِنَى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya: “Hari-hari Mina (hari nahr dan tasyriq) adalah hari-hari makan dan minum serta berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim).

Baca Juga: Ciri-Ciri Istri Idaman, Dambaan Keluarga Calon Ahli Surga

Baca Juga: Saat Rasulullah Wafat dan Dimandikan, Kemanakah Air Bekas Memandikan Jenazah Rasulullah Tersebut?

Hari Al-Qarr artinya hari menetap karena, pada 11 Dzulhijjah, orang-orang yang mengerjakan ibadah haji bermalam dan menetap di Mina. Ini berdasarkan keterangan Ibnu Khuzaimah, bahwa Abu Bakar mengarakan:

يَوْمَ الْقَرِّ يَعْنِي يَوْمَ الثَّانِي مِنْ يَوْمِ النَّحْرِ

“Hari ‘al-qarr’ adalah hari kedua setelah hari qurban”

Selain itu, 12 Dzulhijjah disebut dengan nama hari An-Nafar Al-Awwal karena jamaah haji keluar dari Mina pada hari ini.

Pengertian nafar awal adalah mereka yang keluar dari Mina setelah selesai melontar jamrah sughra (ula), wustha dan aqabah (kubra) pada tanggal 12 dzul hijjah sebelum terbenam matahari.

13 Dzulhijjah disebut dengan nama hari An-Nafar Ats-Tsâny karena ini adalah hari terakhir di Mina bagi jamaah haji yang menginginkan hal yang lebih afdhal.

Baca Juga: Laudya Cintya Bella akan Jual Rumah, Raffi Ahmad Siap Beli dengan 'Harga Mantan'

Baca Juga: Polisi Sebut Waktu Kematian Editor Metro TV Diperkirakan Terjadi Dini Hari

Nafar tsani ialah keluar dari Mina setelah selesai melontar jamrah sughra (Ula), wustha dan aqabah (kubra)pada tanggal 13 Dzul Hijjah (Akhir Hari Tasyriq) menurut sebagian ulama lebih utama karena sesuai dengan yang dilaksanakan Rasulullah saw.

Sebagai dasar diperbolehkannya nafar awal dan nafar tsani firman Allah Surah Al Baqarah 203 yang artinya:

“Dan berdzikirlah [dengan menyebut] Allah dalam beberapa hari yang terbilang. Barang siapa yang ingin cepat berangkat [dari MINA] sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barang siapa yang ingin menangguhkan [dari dua hari itu], maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertaqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu semua akan dikumpulkan kepada-Nya”.

Wallahu 'alam.**

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler