Ketiga, agar keluar dari perdebatan, upayakan menyempatkan diri untuk thumaninah dalam setiap rukun qashir, terutama rukuk dan sujud.
Yang keempat, apabila masih mungkin untuk mengambil jumlah rakaat tarawih yang banyak, seperti 20 rakaat, dengan tetap memelihara bacaan dan thumaninah, maka lakukanlah.
Namun jika tidak, maka ambilah jumlah rakaat yang lebih sedikit, seperti yang 8 rakaat, agar lebih mampu menjaga bacaan, thumaninah, ketenangan, serta kekhusyuan shalat.
Kelima, shalat tarawih artinya shalat yang tenang. Maka raihlah ketenangan dalam shalat, sebagaimana pesan Rasulullah SAW kepada pada Bilal bin Rabah.
Baca Juga: Selain Qadha Puasa Ramadhan, Apakah Boleh Qadha Shalat Tarawih?
Baca Juga: Inilah Sejarah Kurma Ajwa dan Khasiatnya yang Dikenal sebagai Kurma Nabi
Yang paling penting adalah intisari dari shalat adalah kekhusyukan dan taqarrub kepada Allah. Tapi kekhusyuan shalat akan sulit diraih bila dilakukan terburu-buru.
Al-Ghazali berkata, orang yang shalat tanpa khusyuk dan kehadiran hati, bagaikan mempersembahkan hewan besar kepada sang raja namun hewan itu sudah jadi bangkai.***