Baca Juga: Awas, 4 Masalah Kesehatan ini Akan Anda Alami, Jika Langsung Tidur Usai Makan Sahur
Kedua; Ghibah atau Membicarakan Aib Orang lain.
Banyaknya waktu luang pada bulan Ramadhan, karena jam kerja yang dilonggarkan, membuat orang sering kumpul-kumpul dengan komunitas mereka, dan ketika berkumpul itulah tanpa disadari akan muncul pembicaraan yang mengarah kepada ghibah atau gossip yang menceritakan keburukan orang lain.
Begitu entengnya orang untuk menggosip, bahkan diselingi gelak tawa mencemooh, padahal ghibah merupakan larangan agama dan menjadi salah satu penggugur pahala puasa. Puasa tidak akan berguna jika, lisan masih terbiasa untuk bergunjing dengan ghibah.
Ketiga; Menebar Fitnah
Beberapa bulan terakhir ini, masyarakat disibukkan dengan agenda politik bertajuk pesta demokrasi pemilihan umum. Ajang pemilihan calon presiden, calon senator dan calon legislatif ini, tanpa disadari telah berubah menjadi ajang adu domba dan penyebaran fitnah.
Rivalitas sesame kandidat untuk menggapai kursi kekuasaan, telah melahirkan teri menghlalakan segala cara, termasuk memfitnah lawan politik supaya sang lawan ‘terjatuh’.
Tapi bukan hanya pada akan pemilu saja fitnah merajalela, dalam keseharian di tepat kerja, di tengah masyarakat, fitnah juga sering digunakan orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Tanggapi Gerakan Tarawih Super Cepat: Ulangi Sholatmu
Padahal fitnah merpakan dosa besar yang bahkan dalam Alqur’an disebutkan bahwa fitnah lebih keji dari pembunuhan. Puasa juga akan kehilangan esensi jika orang yang berpuasa masih juga melkukan praktek adu domba dan menebar fitnah.