Antara Qadha Puasa Ramadhan dan Puasa Syawal Mana yang Harus Didahulukan?

- 15 Mei 2021, 06:05 WIB
Ilustrasi puasa Syawal
Ilustrasi puasa Syawal /Pexels.com/Bongkarn

 

MANTRA SUKABUMI - Puasa Ramadhan hukumnya wajib, bagi mereka yang berhalangan hendaknya segera mengganti dengan qadha di bulan lain, termasuk di bulan Syawal.

Namun, di bulan Syawal terdapat anjuran puasa Syaw6al selama enam hari dan pahalanya akan setara dengan puasa satu tahun penuh.

Lalu, antara qadha puasa Ramadhan dan puasa Syawal mana yang harus didahulukan?

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: UYM Unggah Foto Jokowi Sungkem ke KH Ma'ruf Amin, Netizen: Jilat Terus Sampai Dapat Jatah Komisaris Utama

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Sabtu 15 Mei 2021, simak penjelasan mengenai puasa yang paling utama didahukukan antara qadha puasa Ramadhan dan puasa Syawal.

Apabila seseorang tidak mengganti puasa hingga masuknya bulan Ramadhan berikutnya, padahal sebelumnya ada kemampuan dan kesempatan untuk mengganti puasa, maka ia dianggap orang yang berdosa.

Mengenai qadha puasa dilakukan di bulan Syawal, hal ini diperbolehkan, namun dalam pelaksanaannya qadha puasa Ramadhan dan puasa Syawal dianjurkan dilakukan terpisah.

Bagi umat muslim menjalankan ibadah puasa selama enam hari di bulan Syawal termasuk anjuran Rasulullah SAW dan dipercaya dapat memberikan pahala sebanyak pahala puasa selama satu tahun penuh.

Tentu ini menjadi kesempatan baik bagi umat muslim untuk menyempurnakan ibadah dan meningkatkan iman lebih baik.

Baca Juga: Geram dengan Ulah Ustadz Yusuf Mansur, Tokoh Papua: Baru Ada Narasi Seorang Ustadz seperti Begini

Namun, perlu diketahui bahwa bagi orang yang memiliki qadha puasa Ramadhan sebaiknya membayar utang tersebut terlebih dahulu.

Artinya, bagi orang yang masih memiliki tanggungan puasa wajib Ramadhan, perlu menunaikannya terlebih dahulu hingga terpenuhi.

Hal ini karena saat melaksanakan keduanya secara terpisah, Anda akan dapat memiliki pahala yang lebih besar.

Imam Ar-Ramli dalam bukunya Nihayatul Minhaj ila Syarh al-Minhaj menyatakan bahwa meski diperbolehkan untuk menggabungkan kedua puasa, akan lebih besar pahalanya jika dilakukan secara terpisah.

Dengan begitu, dapat dipahami bahwa cara membayar utang puasa Ramadhan di bulan Syawal dikerjakan lebih dahulu, baru bisa dilanjutkan dengan ibadah sunah lainnya, termasuk puasa syawal.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 15 Mei 2021: Cancer, Leo dan Virgo Lakukan Komitmen dengan Baik dalam Pekerjaan

Jika seseorang tidak melanjutkan pembayaran qadha puasa Ramadhan, namun melakukan puasa sunah Syawal, dinilai tetap mengamalkan sunah puasa syawal.

Meskipun dikatakan bahwa amalan tersebut tidak memberikan ganjaran seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW.

Selanjutnya mengenai tata cara qadha puasa Ramadhan ada dua pendapat ulama tentang puasa Syawal.

Pendapat pertama, qadha puasa Ramadhan harus didahulukan karena merupakan kewajiban.

Hukum wajib lebih utama dilaksanakan daripada sunnah. Selain itu, tidak ada yang tahu apakah usia manusia cukup untuk menuntaskannya.

Adapun jika tidak sampai melaksanakan puasa Syawal, niatnya sudah sampai dan akan mendapatkan pahala dari Allah.

Baca Juga: Tidak Terdaftar BLT UMKM di eform.bri.co.id, Cek Penerima di banpresbpum.id untuk Banpres BPUM Rp1,2 Juta

Kedua, pendapat lebih longgar yang menyatakan boleh mendahulukan puasa Syawal dengan merujuk Al Quran Surat Al Baqarah (2) ayat 184.

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.”

Dalam ayat tersebut tidak ada ketentuan kapan melaksanakan qadha puasa Ramadhan. Yang penting sebelum Ramadhan berikutnya tiba hutang puasa sudah terbayar.

Adapun niat qadha puasa Ramadhan dalam tulisan Arab, latin dan terjemah adalah sebagai berikut:

Niat puasa qadha Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Terjemah: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

Baca Juga: Waspada Inilah 6 Bahaya Akibat Jarang Mandi, Mudah Stres dan Depresi Salah Satunya

Berikut ini niat puasa Syawal yang bisa diucapkan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."

Pelaksanaan puasa Syawal seperti halnya puasa Ramadhan dan puasa lainnya dalam Islam. Sejak dari terbit fajar sampai matahari terbenam, tidak diperbolehkan makan dan minum.

Selain itu, tidak boleh melakukan hubungan suami-istri serta perbuatan-perbuatan lainnya yang membatalkan puasa atau mengurangi nilai keutamaan puasa itu, termasuk puasa Syawal.

Seseorang yang sudah berniat qadha puasa Ramadhan dan belum sempat melaksanakan puasa Syawal hingga bulannya berlalu, maka dia sudah sekaligus melaksanakan pahala keduanya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah