“Sayang, Ya Rasulallah, bubur itu sudah habis karena aku kasihkan orang.”
Jawaban Nabi, “Tidak, yang kamu kasihkan orang itu malah yang masih.”
Jadi, Nabi kalau memahamkan orang agar suka sedekah itu nasihatnya seperti ini, saya masih hafal (teks hadisnya):
وَهَلْ لَكَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ
(Wa hal laka min malika illa ma tashaddaqta fa akhdhoita, aw labista fa ablaita, wa akalta fa afnaita)
Misalnya saya punya uang satu juta, kemudian saya pakai untuk foya-foya, makan-makan yang tidak penting, itu hilang jadi WC. Yang masih adalah yang saya sedekahkan di fakir-miskin, santri, atau di masjid.
Berarti ketika saya sodaqoh di masjid 200.000 itu masih, saya kasih ke yatim-piatu 100.000 itu masih, saya kasihkan ulama 100.000 itu ya masih.
Baca Juga: Manfaatkan Baim Wong, Bakso 25 Porsi Seharga Rp1,3 Juta, Netizen: Gak Berkah Banget Tuh Aki-Aki
Justru, sisanya malah rawan hilang karena saya gunakan untuk makan-makan yang tidak penting atau melakukan sesuatu yang tidak penting.