Karena itu Allah mengajarkan kepada manusia cara memohon kepada-Nya agar diberi-Nya ma‘ūnah, dibimbing dan dijaga selama-lamanya, serta diberi-Nya taufik agar dapat memanfaatkan semua macam hidayah yang telah dianugerahkan itu menurut semestinya.
Tegasnya, manusia yang telah diberi Allah bermacam-macam hidayah yang disebutkan di atas (naluri, pancaindra, akal dan agama) belumlah cukup, tetapi dia masih membutuhkan ma‘ūnah dan bimbingan dari Allah (yaitu taufik-Nya).
Maka ma‘ūnah dan bimbingan itulah yang kita mohonkan, dan kepada Allah sajalah kita hadapkan permohonan itu. Dengan perkataan lain, Allah telah memberi manusia hidayah-hidayah tersebut, seakan-akan Dia telah membentangkan jalan raya yang akan menyampaikan manusia kepada kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kemudian yang dimohonkan kepada-Nya lagi, ialah “agar membimbing kita dalam melalui jalan yang telah terbentang itu.”
Itulah isi kandungan dan tafsir surat Al-Fatihah ayat 6 tentang macam-macam hidayah Allah SWT kepada makhluk-Nya.***