Sebuah penelitian terhadap wanita Korea yang menjalani terapi fertilisasi in vitro menemukan bahwa wanita yang tidur tujuh hingga delapan jam memiliki peluang terbaik untuk hamil.
Tidur sedang memiliki tingkat kehamilan tertinggi (53%) dibandingkan dengan mereka yang tidur enam jam atau kurang (46%) dan mereka yang tidur sembilan hingga sebelas jam (43%).
Penulis studi menyarankan tidur di luar kisaran normal dapat mempengaruhi hormon dan siklus sirkadian, mengganggu kesuburan.
Baca Juga: Bahaya, Jangan Petik Bunga Edelweis jika Tak Ingin Dapat Risiko ini
6. Gangguan toleransi glukosa
Toleransi glukosa mengacu pada kemampuan tubuh untuk memproses gula, dan toleransi glukosa yang terganggu dikaitkan dengan resistensi insulin dan merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Studi Kanada mengamati kebiasaan gaya hidup 276 orang selama enam tahun, menemukan bahwa orang dengan durasi tidur panjang dan pendek lebih mungkin mengembangkan gangguan toleransi glukosa dan diabetes.
Selama rentang waktu tersebut dibandingkan dengan orang yang tidur normal (20% berbanding 7%).
7. Peningkatan berat badan
Menggunakan data yang sama dengan penelitian enam tahun sebelumnya di Kanada, para peneliti juga menemukan hubungan antara penambahan berat badan dan tidur.