Gus Miftah Ucapkan Selamat Hari Guru: Kebijakan Negara Belum Banyak Berpihak Kepada Guru

25 November 2020, 20:21 WIB
KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.* /

 

MANTRA SUKABUMI – Seorang pendakwah Kondang yang sering melakukan ceramah di kompleks warga Sarkem di Jogja, Gus Miftah mengucapkan selamat hari Guru Nasional melalui akun Twitter @gusmiftah pada Rabu, 25 November 2020.

Dengan mengunggah video berdurasi 42 detik, Gus Miftah mampu membuat pendengarnya merasa terharu.

Pasalnya, Gus Miftah mengatakan bahwa kebijakan negara belum banyak berpihak kepada guru. Tambahnya, Dia menyebutkan bahwa guru mampu mendidik murid untuk menjadi pemimpin-pemimpin negara.

Baca Juga: Inilah Merchant Terbaru ShopeePay Beri Inspirasi Makan Selama WFH

Baca Juga: Mengejutkan, Buya Yahya Minta Presiden Jokowi Lakukan Ini untuk Habib Rizieq: Kami Yakin Anda Setuju

Hal yang disampaikan Gus Miftah merupakan sindiran untuk pemerintah terkait kebijakan negara yang belum mampu menyejahterakan guru di Indonesia.

"Guru mampu mendidik murid-muridnya untuk menjadi pemimpin-pemimpin negara, tapi sampai hari ini kebijakan negara belum banyak yang berpihak kepada guru,” kata Gus Miftah.

“Wahai para guru maafkan kami murid-muridmu yang belum bisa berbakti. Selamat hari guru nasional," ujar Gus Miftah, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter @gusmiftah pada Rabu, 25 November 2020.

Dalam cuitan pada Selasa, 24 November 2020 di akun Twitter @gusmiftah, Dia menjelaskan Sarkem kepada followersnya bahwa Sarkem merupakan Kompleks lokalisasi PSK terbesar di Jogja,

Gus Miftah juga mengatakan bahwa ketika dirinya melakukan pengajian bersama mereka, Gus Mifta tidak pernah menyebut mereka dengan bahasa PSK atau Lonte ataupun bahasa apapun yang menyinggung mereka. Tambahnya dia mengatakan bahwa dirinya menyebut mereka dengan istilah warga Sarkem.

Baca Juga: Turunkan Kolestrol Hanya dengan Konsumsi 4 Jenis Beras Ini, Dibandingkan dengan Beras Putih Biasa

“Baca yaa. (Agak Panjang) Part 1 Sarkem adalah kompleks lokalisasi terbesar di Jogja, ketika pengajian bersama mereka kami tidak pernah menyebut mereka dengan bahasa PSK atau Lonte atau bahasa apapun yang menyinggung mereka, tapi kami menyebut dengan istilah warga sarkem,” cuitan Gus Miftah.**

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler