Presiden Jokowi Sebut GP Ansor Mewarisi Hubbul Wathan Minal Iman

19 September 2020, 12:10 WIB
Presiden Jokowi Sebut GP Ansor Mewarisi Hubbul Wathan Minal Iman /ANTARA/.*/Antara

MANTRA SUKABUMI - Konferensi Besar ke-23 bertajuk Ansor Satu Barisan: Menuju Kemandirian Organisasi, diselengarakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, pada Jumat 18 September 2020.

Acara tersbut rencananya akan dilaksnakan selama tiga hari, yakni dari tanggal 18 hingga 20 September 2020. Yang berlokasi di Mercure Manado Tateli Resort and Convention, Minahasa, Sulawesi Utara,

Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Besar GP Anshor ke-23 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor.

 Baca Juga: Jokowi Minta Masyarakat Ikhtiar Lahir Batin untuk Lawan Penyebaran Covid-19

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Konbes GP Ansor ini secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Jumat 18 September 2020.

"GP Anshor telah teruji mampu menjadi perekat di tengah keberagaman," ujar Presiden Jokowi. Seperti dikutip mantrasukabumi dari rri.co.id.

Kepala Negara menyebut, bahwa “GP Anshor sudah mewarisi semangat para ulama terdahulu dalam membangun hubbul wathan minal iman, yaitu mencintai tanah air yang merupakan bagian dari iman”.

Semangat itulah, kata Jokowi, yang sudah membuat GP Anshor selalu dibutuhakn perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 Baca Juga: Dikenal Kontroversi, Berikut Kekayaan dan Profil Lengkap Bambang Trihatmojo

Baca Juga: Rusia Sebut Kemerdekaan Palestina Sebagai Kunci untuk Meredam Konflik di Timur Tengah

“Ini telah dibuktikan GP Anshor dalam kiprahnya selama ini lebih dari setengah abad, terus berdiri kokoh memainkan peran sebagai simpul kebangsaan”, ungkap Presiden.

“Ini yang saya sejak lama sangat mengapresiasi dan menghargai kiprah GP Anshor,” tutur Jokowi yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

“Peran sejarah GP Ansor sangat relevan dengan kondisi negara yang majemuk, beragam dalam suku, agama, dan budaya. Saya sangat mengapresiasi kiprah GP Ansor,” jelas presiden kelahiran Solo, Jawa Tengah ini. Sebagimana dikutip mantrasukabumi dari nu.or.id.

Jokowi menegaskan, keragaman dan perbedaan bukan kelemahan bangsa Indonesia tetapi justru menjadi kekuatan.

 Baca Juga: Jutaan Pekerja Gagal Dapat BLT BPJS ketenagakerjaan Rp 600 Ribu, Simak Alasannya

Baca Juga: Rezeki Masih Seret? Coba Amalkan 10 Rahasia Pembuka Rezeki Berikut Ini

Jika bangsa bersatu, maka akan membuat negara Indonesia menjadi negeri yang maju. Bahkan, bisa berdiri sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

“Perbedaan adalah sebuah keniscayaan di dalam kehidupan demokrasi. Sistem demokrasi kita telah memberikan ruang kebebasan untuk menyatakan pendapat,” tegasnya.

Namun, ia menyayangkan saat sistem demokrasi ini justru sering dibajak oleh pihak yang mengklaim diri paling benar dan mempersalahkan pihak yang lain. Lalu merasa berhak memaksakan kehendak karena merasa paling benar.

“Karena itu, saya berharap, seluruh kader GP Ansor dapat meneladani sikap terpuji para ulama NU untuk selalu tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (berpendirian), dan tasamuh (toleran) tanpa menghilangkan semangat amar ma’ruf nahi munkar,” katanya.

 Baca Juga: Siap-siap, 2,8 Juta Pekerja Akan Terima Dana BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 4

Baca Juga: Cara Bagi UKM Dapatkan BPUM sebesar Rp2,4 juta, Penerima Tidak Dipungut Biaya Sepeserpun

Percepatan Inovasi Teknologi saat Covid-19 Presiden Joko Widodo pun bersyukur karena Konbes GP Ansor ke-23 yang sedianya dilaksanakan pada Maret lalu, akhirnya terselenggara pada September ini.

“Saat Ketua Umum PP GP Ansor menemui saya Maret lalu, saya sepakat agar Konbes ini ditunda karena saat itu kita sedang fokus menghadapi pandemi,” kata Jokowi.

Namun, tambahnya, pandemi ini ternyata membuka ruang percepatan inovasi teknologi sehingga Konbes GP Ansor ke-23 ini bisa diselenggarakan dengan cara baru, yakni secara virtual.

“Di saat kita menghadapi pandemi, Konbes dengan cara virtual menjadi sebuah kenormalan baru. Menjadi sebuah normal baru. Berbagai aktivitas yang sifatnya tatap muka langsung kita batasi dan digantikan dengan model interaksi dengan menggunakan media daring,” jelas Jokowi.

“Saya yakin cara-cara baru ini tidak mengurangi semangat kita untuk membicarakan persoalan keumatan maupun soal-soal kebangsaan yang kita hadapi,” pungkasnya.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler