Patut Waspada, Riset ITB Tsunami 20 Meter, BMKG Sebut Pergerakan Lempeng Cukup Aktif

27 September 2020, 17:53 WIB
Isu Adanya Potensi Tsunami Megathrust Setinggi 20 Meter, BMKG : Kita Akui(pixabay.com) /


MANTRA SUKABUMI - Informasi hasil tim riset Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang kemungkinan terjadi tsunami dengan ketinggian 12 hingga 20 meter sedang heboh di maayarakat.

Penelitian tersebut diketuai Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro yang dalam risetnya menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan Katalog internasional Seismological Centre (ISC).

Bahkan hasil riset tersebut menuai berbagai komentar dari banyak pihak, diantaranya dari LIPI maupun BMKG.

Baca Juga: Hati-hati, 14 Wilayah Ini Bisa Terdampak Tsunami 12 Hingga 20 Meter, Simak Mana Saja

Baca Juga: Waspada, Berikut Daerah yang Berpotensi Tsunami 20 Meter, Diantaranya Jawa Barat dan Jawa Timur

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto mengatakan hal yang sama sudah sering dikemukakan beberapa tahun yang lalu oleh beberapa orang peneliti. Bahkan sejak 2008 oleh MaccAfrey tentang potensi gempa dan tsunami di jalur subduksi selatan Jawa.

Eko juga menjelaskan bahwa gempa dan tsunami raksasa akan berulang di jalur-jalur tunjaman lempeng.

"Gempa dan tsunami raksasa dari jalur-jalur tunjaman lempeng dipastikan terjadi berulang. Jalur-jalur ini akan tetap menghasilkan gempa dan tsunami raksasa di masa datang. Tiap-tiap jalur memiliki waktu perulangan ratusan hingga ribuan tahun," ujar Eko, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Minggu, 27 September 2020.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyampaikan terdapat pergerakan lempeng tektonik cukup aktif di wilayah Indo-Australia dengan Eurasia yang mengarah pada potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami di selatan Pulau Jawa.

Baca Juga: Heboh Tsunami 20 Meter, LIPI: Gempa dan Tsunami Raksasa Akan Terulang

"Ada (pergerakan) lempeng tektonik di Indo-Australia dengan Eurasia atau Lempeng Sunda di sebelah utaranya, sehingga lokasinya ada di selatan Jawa. Di laut lepas," ujarnya.

Triyono menyebut letak potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami tersebut berada di sekitar 200 kilometer dari garis pantai di selatan Jawa ke arah laut bagian selatan.

Menurutnya, lempeng-lempeng tektonik tersebut terus mengalami pergerakan sekitar 6 cm hingga 7 cm dalam kurun waktu satu tahun.

"Kalau untuk kurun waktu 1 tahun, pergerakan seperti itu enggak terasa. Tapi kalau untuk lempengan yang sangat besar, itu cukup aktif, dengan pergerakan seperti itu. Dan itu bergerak terus walaupun hanya dalam hitungan senti, tetapi (terus) menerus," sambungnya.

Baca Juga: Jangan Harap Bisa Daftar Kartu Prakerja, Jika Profesi Anda Termasuk 7 Jenis Ini

Triyono juga menanggapi hasil tim riset ITB terkait prediksi potensi tsunami, bahwa kemungkinan potensi itu dapat dilihat dari adanya seismic gap, atau kekosongan kegempaan dalam periode waktu yang cukup panjang dengan magnitudo yang cukup signifikan.

"Jadi data-data dari adanya seimic gap di selatan Jawa, dan itu sebetulnya dua segmen. Di situ ada dua segmen yang bila terjadi (patahan) secara bersamaan akan menimbulkan (gempa) magnitudo 9.1," sambungnya.

"Jadi satu segmen terjadi (patahan) saja belum bisa diprediksi kapan terjadinya. Apalagi magnitudonya. Misalnya segmen di Jawa Barat magnitudonya 8.8, kemudian segmen di Jawa Timur 8.7. Nah, kalau itu terjadi bersamaan, itu bisa saja menimbulkan gempa magnitudonya 9.1," pungkasnya.**

Editor: Andriana

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler