Cak Nun Sebut FPI dan TNI maupun Polri Sudah Dapat Perintah untuk Berperang, Simak Penjelasannya

- 12 Desember 2020, 20:20 WIB
Kyai Kanjeng Muhammad Ainun Najib (Cak Nun)
Kyai Kanjeng Muhammad Ainun Najib (Cak Nun) /PR Tasikmalaya/

Termasuk lanjut Cak Nun, yang terjadi saat ini adalah pemerintah berpendapat jika Habib Rizieq termasuk dalam kategori yang harus diperangi.

Begitu juga Habib Rizieq berpendapat sebaliknya, jika pemerintah menurut pihak yang harus diperangi.

Baca Juga: Tokoh NU ini Sebut Klaim Sekretaris HRS Center Haikal Hassan Gak Nyambung, Ini Alasannya

"Bagi Pemerintah, MRS atau HRS adalah pengingkar (kafir) hukum Negara, tokoh palsu yang mengaku Imam Besar Kaum Muslimin Indonesia, kata-katanya keras dan kasar, melecehkan Pemerintahan yang sah, menghina dan menista TNI dan Polri, provokator perpecahan NKRI, tukang hasut dan merendahkan pemimpin tertinggi Negara sampai menyebutnya Jokodok," tegasnya.

"Demikian juga bagi HRS Pemerintah adalah penista nilai-nilai Islam, sehingga mereka mendirikan Front Pembela Islam. Penguasa penindas rakyat, penuh korupsi dan manipulasi, bergelimang kebohongan dan kedhaliman," bebernya.

Cak Nun menjelaskan jika kedua belah pihak baik FPI maupun TNI dan Polri sudah memiliki pola pikir dan dasar argumentasinya masing-masing untuk berbenturan satu sama lain, dengan landasan nilai yang masing-masing sangat meyakininya.

Cak Nuj melanjutkan, kedua belah pihak juga sudah memiliki semua yang diperlukan untuk maju perang: motivasi, mental, emosi, siasat, dorongan batin, strategi dan taktik, juga persenjataan.

Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Rencana Silaturahmi dengan Habib Rizieq, Hanya Saja Minta Syarat Tinggi

"Masing-masing sudah pasang kuda-kuda “Sapa Sira Sapa Ingsun”. Emang siapa kamu kok mau dialog sama saya? “Kamu pelanggar hukum!”. “Kamu penindas rakyat”. “Kamu menghina tentara dan Polisi”. “Kamu menista Islam”. “Kamu Habib porno”. “Kamu pencuri harta rakyat”. “Kamu penghasut”. “Kamu teroris teriak teroris”. “Kata-katamu menyakiti banyak pihak, bahkan sesama Ummat Islam sendiri”. “Tindakan-tindakanmu menghancurkan masa depan rakyat”. Itulah “Sapa Sira Sapa Ingsun”. Sudah sama-sama berwatak takfiri: Makar! Sesat! Kafir! PKI! Subversif! Sudah terpojok oleh ammarah bis-su`i, sudah mangkel dan dendam hati ini, sudah mentog, nggak ada dialog-dialog. Pertèngsèng taèk lintung ta dialog-dialog barang," lanjut Cak Nun.

Cak Nun menyebut yang terjadi saat ini bukan soal Persatuan dan Kesatuan, maupun nasionalisme.

Halaman:

Editor: Andriana

Sumber: CakNun.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x