Fahri Hamzah Sedih, Prosesi Kudeta Partai Demokrat lewat KLB Sumut Ingatkan Nasib Dirinya

- 7 Maret 2021, 19:18 WIB
Fahri Hamzah Sedih, Prosesi Kudeta Partai Demokrat lewat KLB Sumut Ingatkan Nasib Dirinya./
Fahri Hamzah Sedih, Prosesi Kudeta Partai Demokrat lewat KLB Sumut Ingatkan Nasib Dirinya./ //instagram.com/ @fahrihamzah



MANTRA SUKABUMI – Prosesi kudeta yang terjadi pada Partai Demokrat (PD) melalui mekanisme Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Sumatera Utara (Sumut) pada Jumat, 5 Maret 2021 lalu, menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Terlepas sah atau tidaknya, terlepas etis atau tidaknya, hampir semua petinggi Partai Demokrat sepakat bahwa celah kudeta itu bersumber dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai.

Demikian juga Fahri Hamzah, politisi yang tumbuh dan besar bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kini harus tersingkir dan mendirikan partai baru bersama beberapa petinggi PKS lainnya.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Usai Ikut KLB Demokrat di Sibolangit, Marzuki Alie Perintahkan Polri Tangkap Pelaku Penyiksaan

Fahri melihat ada kesamaan saat dirinya harus meninggalkan PKS karena ada celah di AD/ART partai, begitu juga dengan yang terjadi di Partai Demokrat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Fahri Hamzah (@fahrihamzah)

 

“PKS: AD/ART diubah sepihak supaya saya mudah dipecat,” ujar Fahri Hamzah melalui medsosnya.

Sementara yang terjadi pada Partai Demokrat hingga celah tersebut berujung pada kudeta melalui KLB Sumut yang melahirkan kepemimpinan baru.

“PD: AD/ART diubah supaya seorang mudah jadi ketum,” tambahnya, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan akun Instgram @fahrihamzah pada Minggu, 7 Maret 2021.

Baca Juga: Inilah Syarat Sholat Jamak, Beserta Niatnya yang Mesti Diperhatikan

Fahri pun mengenang masa-masa yang pemecatannya yang melalui proses Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) PKS yang dibuat oleh para pemimpinnya. Fahri menyebutnya dengan ‘persekongkolan’ untuk memecatnya, dengan tuduhan merencanakan makar terhadap kepemimpinan partai.

“Setelah dipecat, saya menempuh jalur hukum. Saya percaya kezaliman takkan bertahan lama. Sepandai-pandai memainkan kekuasaan suatu saat akan tumbang juga”, kenangnya.

Fahri yang tampil cemerlang memainkan dinamika politik di parlemen bersama koleganya di meja Pimpinan DPR RI periode 2014-2019, harus terdepak dari PKS.

“Kezaliman itu punya banyak wajah...tapi semuanya diternak oleh feodalisme yang kemudian merampas hak kita untuk mengajukan pertanyaan. Mereka mengatur semua yang mereka mau. Tanpa malu”, katanya.

Baca Juga: Bansos 2021 Segera Cair, Kementerian Sosial: Bantuan PKH bukan Gaji Bulanan

Atas dasar itulah, Fahri bersama seniornya, Bung Anis Matta, Mahfudz Siddiq, Ahmad Rilyadi, dan kawan-kawan lainnya mendirikan partai baru, Partai Gelora Indonesia pada 28 Oktober 2019.

“Partai Gelora Indonesia berdiri dengan ikhtiar sendiri, mengumpulkan sumberdaya satu per satu”, kenangnya.

Fahri Hamzah, politisi yang matang sejak menjadi aktivis mahasiswa masa Reformasi 1998, membeberkan kesiapan partai Gelora yang kini sudah siap bertarung di perhelatan demokrasi 2024.

“Puluhan ribu pengurus awal, ribuan ranting di tingkat desa, ribuan cabang kecamatan, ratusan kabupaten/kota, puluhan wilayah..hingga mendapat pengesahan dan siap ikut pemilu 2024,” ujarnya penuh semangat dan keyakinan.

Baca Juga: Amalkan Doa Ini Sebelum Tidur, Dijamin Mudah Lunasi Hutang Sebesar Gunung

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah