MANTRA SUKABUMI - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit sudah dilaksanakan pada 5 Maret lalu yang menghasilkan dan memutuskan bahwa Moeldoko didapuk menjadi ketua baru.
Meskipun KLB Partai Demokrat di Sibolangit memutuskan Moeldoko menjadi ketua umum baru namun pada kenyataannya masih ada ketua umum yang sah yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dihasilkan dari KLB yang sebelumnya.
Namun dibalik itu semua pihak ketua umum Partai Demokrat yang baru yaitu Moeldoko menyampaikan keputusannya untuk menerima menjadi ketua umum Partai tersebut yang dihasilkan dari KLB Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 5 Maret 2021.
Baca Juga: Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti Apresiasi pada Kodam Udayana dan Aplikasi Shopee, Karena Hal ini
Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 29 Maret 2021: Lewat Pesan Suara, Mama Rosa Terima Andin dan Al Kembali
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip mantrasuakbumi.com dari Unggahan Instargram @dr_moeldoko pada Senin, 29 Maret 2021.
View this post on Instagram
Ternyata dibalik itu semua pihak Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko menyampaikan bahwa keputusannya untuk menerima pinangan jadi ketua umum Partai Demokrat, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.
Dalam tayangan berdurasi lebih dari dua menit itu, ketua umum Partai Demokrat versi KLB Sibolangit Moeldoko buka suara mengenai alasannya untuk bergabung dalam bagian dari Partai Demokrat yang dilaksanakan melalui kongres luar biasa di Sibolangit.
Baca Juga: Membanggakan, Hasil Balap Moto2 Qatar 2021 Tim Indonesia Rebut Podium Tiga
Bahkan dalam video tersebut Moeldoko mengatakan dirinya telah ditetapkan sebagai ketua umum partai menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono.
“Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” sebut Moeldoko.
Selanjutnya Moeldoko menegaskan bahwa dirinya orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat.
“Untuk itu, semua berujung kepada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat,” kata dia menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko mengatakan tidak perlu meminta izin kepada Presiden Joko Widodo terkait keputusannya untuk menerima tawaran sebagai ketua tandingan Partai Demokrat.