Ternyata Pelaku Teror di Mabes Polri Contek Surat Wasiat Pelaku Bom di Gereja Makassar

- 2 April 2021, 18:25 WIB
Surat wasiat ZA, pemudi yang ditembak polisi di Mabes Polri.
Surat wasiat ZA, pemudi yang ditembak polisi di Mabes Polri. /Tngkapan layar PMJ News/



MANTRA SUKABUMI - Boy Rafli Amar sebagai Kepala BNPT menindaklanjuti penanganan kasus pemboman di Gereja Katedral Makassar yang terjadi 28 Maret 2021 dan pemboman di Mabes Polri pada 31 Maret 2021.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT yakni Komjen Pol Boy Rafli Amar, menghadiri rapat kunjungan kerja spesifik Komisi III DPR RI ke kota Makassar, pada 1 April 2021.

Berlokasi di Polda Sulawesi Selatan, Kepala BNPT Boy Rafly Amar didampingi oleh Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Pol Budiono Sandi, serta Direktur Penegakan Hukum BNPT, Brigjen Pol Eddy Hartono.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Rahasia Besar Usia Manusia 40 Tahun, Ternyata Allah SWT Isyaratkan ini

Selain Boy Rafli Amar juga dihadiri oleh Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Merdisyam, beserta jajaran dan Wakadensus 88 AT Polri, Kombes Sentot Prasetyo beserta jajaran.

Dalam rapat tersebut, Kepala BNPT Boy Rafli Amar menjelaskan mengenai latar belakang pelaku serta aliran kelompok teror tersebut di hadapan peserta rapat.

Boy Rafli mengidentifikasi adanya keterkaitan kedua kasus teror yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan aksi penyerangan yang terjadi di Mabes Polri pada Rabu 31 Maret 2021.

"Berdasarkan fakta yang didapat, surat wasiat pelaku penyerangan Mabes Polri mencontoh surat wasiat yg ditulis oleh pelaku bom suami istri di Makassar," ujar Boy Rafli Amar sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi bnpt.go.id pada 2 Maret 2021.

"Contohnya seperti kalimat, meminta maaf ke keluarga dan jangan pakai bank," lanjut Boy Rafli.

"Ini adalah hasil proses radikalisasi oleh radikal intoleran terorisme melalui media sosial,” ujar Boy Rafli Amar menambahkan.

Baca Juga: Vaksin CoronaVac Dapat Persetujuan Bersyarat dari Otoritas China, Ahli WHO: Lebih Banyak Data Masih Diperlukan

Sementara itu, dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III, yakni Ahmad Sahroni,  menjelaskan, tujuan dari rapat ini adalah untuk menjelaskan kondisi terkini dari ketiga instansi mengenai penanganan kasus terorisme di Makassar.

Serta munculnya pola baru dimana pelaku terorisme berasal dari generasi milenial, melihat dari kasus yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, dan penyerangan di Mabes Polri.

Komisi III DPR RI mengapresiasi kinerja aparat keamanan dan pemerintah yang bertindak cepat atas kejadian ini.

Apresiasi yang besar dari Partai Golkar atas kesigapan aparat. Kami bangga kepada Kepala BNPT dan Kapolda yang turun langsung memetakan situasi dan sudah banyak yang telah diamankan.

Kedua, terkait  milenial yang digaet menjadi bagian dari kegiatan teror. Ini yang menjadi tanda tanya.

"Saya melihat pesan-pesan teroris menjadi tanda bagi kelompoknya untuk melanjutkan perjuangan. Ini menjadi tantangan,” ujar Supriansyah dari Partai Golkar.

Baca Juga: 26 Terduga Teroris Telah Diamankan, Sebanyak 22 Terduga Diberangkatkan ke Mabes Polri

Menyadari hal ini sebagai tantangan baru, BNPT akan menindaklanjuti dan berupaya melakukan upaya pencegah lebih mendalam kepada generasi milenial.

Terlebih, kemajuan dunia digital saat ini yang membuat maraknya konten-kontek propaganda serta narasi ujaran kebencian yang tidak dapat terhindarkan.

Untuk itu, peran keluarga juga diharapkan dapat terlibat untuk mengawasi anak-anak mereka dalam menggunakan sosial media secara baik dan benar.

Tidak hanya itu, langkah preventif dan represif baik soft maupun hard approach juga akan diterapkan oleh pemerintah dan aparat keamanan untuk upaya pencegahan yang lebih menyeluruh dan mendalam.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: BNPT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x