Tak hanya itu, magnometer KRI Rimau juga mendeteksi adanya daya magnet tinggi di kedalaman 50-100 meter di Perairan Bali.
"Ada kemungkinan apabila kapal itu masih bisa melayang di kedalaman 50 sampai 100 meter kemungkinannya ABK-nya membuang bahan cair yang ada di dalam kapal," ujar KASAL Laksamana Yudo.
"Di situ ada oli, ada minyak, dibuang, tujuannya untuk mengapungkan, meringankan berat kapal selam tersebut sehingga kondisinya bisa melayang," sambung KASAL.
Kemungkinan kedua, ujar Laksaman Yudo lagi, tangki bahan bakar KRI Nanggala 402 retak dan bocor. Hal ini menyebabkan kapal selam mengalami blackout dan tenggelam hingga kedalaman 500-700 meter.
Tanki yang mengalami kebocoran itu menyebabkan air masuk ke dalam kapal dan kapal selam itu masuk ke kedalamaan kurang lebih 500 sampai 700 meter di bawah laut.
Kini titik pencarian kapal selam itu mengarah ke sembilan titik wilayah perairan Bali. "Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Achmad Mayjen Riad saat menggelar konferensi pers di Bali, Jumat (23 April 2021).
Sembilan titik pencarian itu termasuk lokasi tumpahan minyak dan tarikan magnet kuat yang sebelumnya sempat terdeteksi oleh salah satu KRI dan helikopter yang melakukan pemantauan di lokasi.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 25 April 2021: Hati Kesal pada Aldebaran, Andin Diculik Seorang Tak Dikenal
Titik pencarian ini tersebar di jarak 23 mil dari Utara Bali atau sekitar 43 kilometer dari Celukan Bawang di utara Pulau Bali.