Celaka, Varian Covid-19 Baru dari India yang Langsung Tembus Paru-paru Tak Terdeteksi Tes Swab Antigen dan PCR

- 27 April 2021, 13:45 WIB
Celaka, Varian Covid-19 Baru dari India yang Langsung Tembus Paru-paru Tak Terdeteksi Tes Swan Antigen dan PCR./
Celaka, Varian Covid-19 Baru dari India yang Langsung Tembus Paru-paru Tak Terdeteksi Tes Swan Antigen dan PCR./ /Pexels/ Edward Jenner

MANTRA SUKABUMI - Varian Covid-19 baru dari India mutan ganda SARS-CoV-2, B.1.617, memang menghindari reaksi berantai polimerase transkriptase terbalik, atau tes RT-PCR, dokter mengakui.

Varian dekat lainnya, B.1.618, pertama kali diisolasi dari Benggala Barat pada Oktober 2020; juga menambah risiko. Namun, para ilmuwan yang mempelajarinya telah memastikan bahwa pertumbuhannya "tampaknya telah mencapai dataran tinggi".

Banyak pasien di Delhi dan Mumbai serta Kolkata baru-baru ini mengeluh bahwa tes RT-PCR, standar emas untuk mengidentifikasi infeksi novel coronavirus disease (COVID-19), telah mengembalikan laporan negatif.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Muak dengan Kebijakan Pemerintah, dr Tirta: Sekarang Saya Hanya Perioritaskan Keluarga, Teman dan Pegawai Saya

Pasien-pasien ini kemudian harus menjalani tes lain untuk menemukan penularan karena gejala mirip COVID-19 terus menghantui mereka.

"Itu adalah fakta. Ayah mertua saya, yang melakukan tes RT-PCR, ternyata negatif tapi ternyata positif di HRCT (High-resolution computed tomography) karena gejalanya berlanjut, ”dokter dari unit COVID-19 di Beliaghata ID Rumah sakit di Kolkata, sebagaimana dilansir mantrasukabumi.com dari laman web downtoearth.org.in pada Selasa 27 April 2021.

“Sekitar 5 persen pasien yang datang ke kami menunjukkan tren seperti itu dan kami harus bergantung pada HRCT dan bronkoskopi untuk memastikan keberadaan virus dan memulai pengobatan,” tambah dokter tersebut.

Ajay Sarkar, spesialis perawatan kritis yang bertanggung jawab atas unit COVID-19 Rumah Sakit Peerless Kolkata, mengatakan kasus seperti itu lebih sedikit pada gelombang pertama penyakit tahun lalu, tetapi kali ini meningkat.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x