Kisah Pandemi Tempo Dulu; Cerita Wabah Penyakit di Jabar dari Jurig Keris Sampai Pes

- 7 April 2020, 09:39 WIB
VAKSINASI di tengah wabah pes di salah satu daerah, di Pulau Jawa, November 1910.
VAKSINASI di tengah wabah pes di salah satu daerah, di Pulau Jawa, November 1910. /NEVILLE KEASBERRY via Twitter Potret Lawas/

Kisah pandemi cacar bukanlah isapan jempol. Dalam pemberitaan sejumlah koran-koran berbahasa Belanda, cacar kerap muncul di tengah wabah lain seperti tipus, disentri, patek dan pes. Het Nieuws Van De Dag pada 20 Maret 1929 memuat pernyatan Dr Winckel, Inspektur Departemen Kesehatan untuk Jawa Barat tentang persoalan cacar . Koran itu menulis terdapat 27 kasus cacar di Jabar. Lonjakan terjadi pada 1950 sebagaimana tercatat dalam berita AID De Preanger Bode, 6 April 1951.

"Pada tahun 1950, (sebanyak) 3.747 kasus cacar terjadi, yang 198 di antaranya fatal (mengakibatkan kematian). Pada tahun 1949, 23.719 kasus cacar terjadi di Jawa Barat , 2.240 di antaranya berakibat fatal," tulis De Preanger Bode.

Baca Juga: Miris, Gegara Corona, Ayam Dihargai di Peternak Rp 6.000 di Pasaran Rp 36.000 per Kilogram

Pada 1954 terjadi penurunan dengan 32 kasus cacar terjadi dengan satu orang meninggal di Jabar. Demikian laporan Java Bode pada 26 Januari 1955.

Java Bode menyebut kasus-kasus tersebut banyak terjadi di Kabupaten Garut yang tindakan pencegahannya belum terwujud dengan baik. Namun korban meninggal di Jabar kembali melonjak hingga 514 orang dalam pemberitaan Het Vrije Volk yang mengutip Reuter pada 9 November 1962.

Persoalan buruknya sanitasi lingkungan dan populasi warga yang merangkak naik ditengarai menjadi musabab berbagai wabah mendera Jabar.

Tak hanya cacar , pandemi lain yang juga membuat warga ketakutan adalah penyebaran pes atau sampar. Penyakit yang ditularkan dari baksil-baksil tikus itu tak pandang korban dari mulai rakyat, tenaga medis hingga kelas bangsawan di Tatar Pasundan.

Wabah pes di Jabar mulai menyeruak pada sekira 1921. Bataviaasch Nieuwsblad dalam beritanya, 19 Desember 1932 menyebut pes di Jabar bermula saat sebuah kapal laut bermuatan beras dari Indocina merapat di pelabuhan Cirebon pada 1921. Tikus-tikus dari kapal itu menularkan bibit-bibit pes yang tak hanya menjalar di Cirebon saja.

Kuningan ikut kena imbasnya. Wabah muncul di Tasikmalaya dan Ciamis pada 1927, Garut pada 1928, Bandung pada 1929 dan juga mencapai Cianjur.

De Locomotief pada 23 Februari 1935 mencatat, wabah sampar di Hindia Belanda mencapai 23.267 kasus. "Dari total ini, 20.597 kasus terjadi di Jawa Barat saja, (sebanyak) 20.569 di antaranya berakibat fatal," tulis De Locomotief. Kasus-kasus pes berujung kematian juga terjadi di Tasikmalaya dan Garut.

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah