Kisah Pandemi Tempo Dulu; Cerita Wabah Penyakit di Jabar dari Jurig Keris Sampai Pes

- 7 April 2020, 09:39 WIB
VAKSINASI di tengah wabah pes di salah satu daerah, di Pulau Jawa, November 1910.
VAKSINASI di tengah wabah pes di salah satu daerah, di Pulau Jawa, November 1910. /NEVILLE KEASBERRY via Twitter Potret Lawas/

Dalam pemberitaan De Tijd pada 23 Februari 1936, sebanyak 12.968 orang meninggal akibat wabah pada 1935 di seluruh Hindia Belanda.

Sedangkan di Jabar mencapai 10.304 orang, termasuk di Garut dengan 4108 orang, Bandung 4034 orang, Tasimalaya 1213, Sumedang 604.

Kasus-kasus kematian dari golongan hamba sahaya, tenaga medis hingga kaum bangsawan juga terjadi di Tasikmalaya dan Garut.

De Standaard, 25 April 1933, memberitakan kematian Asisten Wedana Kota Garut Raden Kanduruan Kartanegara akibat pes. Het Nieuws Van De Dag pada 8 September 1932 dan De Indische Courant pada 11 Juni 1934 masing-masing turut mencatat keganasan pes di Tasikmalaya.

Pes merenggut nyawa Raden Ardi, seorang mantri di Kecamatan Pagerageung dan membuat asisten wedana serta guru mantri di Leuwisari, distrik Singaparna diisolasi di rumahnya akibat kekhawatiran terkontaminasi dari anggota keluarganya yang terserang wabah itu.

Baca Juga: Puluhan Wartawan di Sukabumi Jalani Rapid Test, Ini Hasilnya

Tiupan pes menjangkiti pula warga di distrik Ciawi dalam catatan Het Nieuws Van De Dag, 22 Agustus 1929. Koran tersebut menulis sebanyak 18 mayat dikubur di Ciawi secara sembunyi karena dugaan mengidap pes.

Amuk pes dihadapi Pemerintah Kolonial Belanda dengan membongkar rumah-rumah warga yang dianggap tak sehat. Namun kebijakan tersebut justru tak selalu dibarengi dengan penyediaan rumah yang lebih sehat. Pada beberapa kasus, tindakan Pemerintah Kolonial Belanda justru menyakiti hati masyarakat bumiputra.

Soe Hok Gie, dalam bukunya, Di Bawah Lentera Merah, Riwayat Sarekat Islam Semarang 1917-1920 mencontohkan kasus wabah pes di Semarang pada 1917.

Wabah itu, tutur Gie, terjadi dan meluas karena sangat buruk perumahan rakyat di kampung-kampung.

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah