Indonesia Dihantam Rentetan Gempa di Atas Magnitudo 5.0 Hari Ini, Berikut Faktanya Menurut Pakar

- 7 Juli 2020, 19:40 WIB
ILUSTRASI fakta rentetan gempa bumi yang guncang Indonesia hari ini
ILUSTRASI fakta rentetan gempa bumi yang guncang Indonesia hari ini /Pixabay/.*/Pixabay

MANTRA SUKABUMI – Indonesia pada hari ini Selasa, 7 Juli 2020 di beberapa wilayah terjadi gempa bumi dengan kekuatan di atas M5.0.

Gempa tersebut terjadi secara beruntun, mulai dari gempa Laut Jawa di utara Jepara Jawa Tengah yang berkekeuatan M6.1 yang terjadi dini hari sekitar pukul 05.54.44 WIB.

Kemudian pada siang hari terjadi kembali gempa di Selatan Banten dengan kekuatan M5.1 yang terjadi sekitar pukul 11.44.14 WIB.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Membuka Millenial Talk Conference 2020

Baca Juga: Tragis, Dua Pesawat Tabrakan di Udara, Dikabarkan Seluruh Penumpang Tewas

Berselang kurang lebih 30 menit gempa kembali dirasakan di Selatan Garut Jawa Barat pada pukul 12.17.51 WIB yang berkekuatan M5.0.

Kemudian kurang dari satu jam, gempa dengan kekuatan M5.2 mengguncan Selatan Selat Sunda, tepatnya pada pukul 13.16.22 WIB.

Dari sekian rentetan gempa yang terjadi pada hari ini, sumber gempa berbeda-beda, kedalaman dan juga mekanismenya pun berbeda-beda.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan rentetan gempa 7 Juli 2020 dengan magnitudo di atas 5,0 patut diwaspadai, bisa jadi rentetan gempa hari ini bisa saja pertanda akan terjadi gempa besar.

Baca Juga: Pelarangan Aplikasi Tik Tok di AS Mencuat, Setelah Sebelumnya Dilarang di India, Pompeo: Kita Lihat

Baca Juga: Gempa Berkekuatan Magnitudo 6,1 Guncang Wilayah Jepara Jawa Tengah Pagi Ini

"Hal ini sulit diprediksi, tetapi dengan adanya rentetan aktivitas gempa ini tentu patut kita harus mewaspadai," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Selasa 7 Juli 2020.

Dia menjelaskan, sebenarnya apa yang terjadi di beberapa wilayah gempa tersebut adalah manifestasi pelepasan medan tegangan pada sumber gempa masing-masing.

Masing-masing sumber gempa mengalami akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai stress maksimum sendiri-sendiri, hingga selanjutnya mengalami rilis energi sebagai gempa juga sendiri sendiri.

Daryono mengungkapkan bahwa dalam ilmu seismologi atau ilmu yang mempelajari gempa, khususnya pada teori tipe gempa, ia menyebut gempa bisa terjadi biasanya diawali oleh gempa pembuka atau gempa pendahuluan.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Warga Tetap Waspada Karena Sering Diguncang Gempa, Belajar dari Masa Lalu

Baca Juga: Berikut Daftar Negara dengan Jumlah Hutang Terbanyak di Dunia, Hutang Indonesia Berapa?

"Ini konsekuensi logis daerah dengan sumber gempa sangat aktif dan kompleks. Kita memang memiliki banyak sumber gempa sehingga jika terjadi gempa di tempat yang relatif berdekatan lokasinya dan terjadi dalam waktunya yang relatif berdekatan maka itu hanya kebetulan saja," katanya.

Menurut Daryono, setiap gempa besar, hampir dipastikan didahului dengan rentetan aktivitas gempa pembuka. Tetapi rentetan gempa yang terjadi di suatu wilayah juga belum tentu berakhir dengan munculnya gempa besar.

"Inilah karakteristik ilmu gempa yang memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi yang penting juga untuk kita pahami," tambah dia.

Kemudian Daryono menjelaskan bahwa gempa Banten selatan dan di selatan Garut bersumber dari sumber gempa yang berbeda.

Baca Juga: Patut Dicontoh, Menteri Keuangan Sri Mulyani Selama Ini Tak Miliki Mobil Pribadi, Ini Alasannya

Baca Juga: Farah Quinn Ungkap Alasan Masih Pakai Nama Mantan Suami, Meski Sudah 6 Tahun Bercerai

Gempa Banten selatan terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer, sementara Gempa di selatan Garut dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Megathrust.

 

Lebih lanjut lagi Daryono menegaskan jika gempa-gempa ini tidak berkaitan satu sama lain, sebab sumber asal gempa berbeda, selain itu juga memiliki titik kedalaman berbeda, dan mekanismenya pun berbeda dari setiap titip sumber gempa.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x