Terkait Prediksi Tsunami 20 Meter, BMKG: Pahami dan Kenali Gempa Megathrust karena Potensi itu Ada

- 28 September 2020, 06:30 WIB
ILUSTRASI: Terkait Prediksi Tsunami 20 Meter, BMKG: Pahami dan Kenali Gempa Megathrust karena Potensi itu Ada
ILUSTRASI: Terkait Prediksi Tsunami 20 Meter, BMKG: Pahami dan Kenali Gempa Megathrust karena Potensi itu Ada /Freepik @brgfx/.*/Freepik @brgfx

 

MANTRA SUKABUMI – Ramainya perbincangan mengenai gempa megathrust belakang ini membuat resah masyarakat. Terutama masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir pantai selatan pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Dikabarkan dari banyak sumber media, kabar ini berawal dari kajian ilmuwan ITB Bandung yang memprediksi bakal terjadi gempa berkekuatan besar di zona megathrust Laut Selatan wilayah Indonesia dan berpotensi terjadinya tsunami ketinggian gelombang 20 m.

Sebenarnya kabar prediksi seperti ini sudah lama berhembus dari tahun ke tahun lalu, tetapi kabar kali ini dengan bantuan media sosial yang gencar dengan berbagi informasi, menuntut pihak BMKG harus bersikap.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Baca Juga: Viral Gunung Salak Terbelah, BNPB Ingatkan Masyarakat untuk Waspadai Hal Ini

Dilansir dari laman Instagram @infobmkg yang diunggah pada Sabtu, 27 September 2020, hal ini disampaikan pihak BMKG dalam menyikapi kabar meresahkan tersebut. Respon yang hati-hati dari BMKG dengan beberapa ahli kebumian bertanya-tanya. Apakah masyarakat sudah benar dalam memaknai megathrust?

Dimulai dengan pertanyaan sederhana, dan mendapatkan jawaban, ternyata masih banyak yang belum tepat memahaminya.

Gempa megathrust dipahami sebagai sesuatu yang baru dan akan segera terjadi dalam waktu dekat, kekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan serta tsunami dahsyat. Pemahaman seperti ini tentu kurang tepat.

Zona megathrust sebenarnya sekedar istilah untuk menyebutkna sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Baca Juga: Najwa Dituduh Provokatif oleh Luhut, Najwa: Bukan Provokasi, Ini Fakta di Lapangan

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada diatas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). 

Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng. Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai “patahan naik yang besar”, yang kini populer disebut sebagai Zona Megathrust.

Zona megathrust bukan hal baru di Indonesia, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.

Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti:

Baca Juga: Heboh Tsunami 20 Meter, BMKG: Seolah itu Akan Terjadi Besok Pagi

Baca Juga: Hati-hati, 14 Wilayah Ini Bisa Terdampak Tsunami 12 Hingga 20 Meter, Simak Mana Saja

  • Subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
  • Subduksi Banda.
  • Subduksi Lempeng Laut Maluku.
  • Subduksi sulawesi.
  • Subduksi Lempeng Laut Filipina.
  • Subduksi Utara Papua. 

Saat ini segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.

Sebagai sumber gempa, zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman. Data hasil monitoring BMKG menunjukkan justru “gempa kecil” yang lebih banyak terjadi di zona megathrust dapat memicu gempa besar. **

 

 

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x