Tolak PKI, Jendral Ahmad Yani Jadi Kesayangan Presiden Soekarno, Berikut Profil Lengkapnya

- 30 September 2020, 14:30 WIB
Jenderal Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani /Pinterest

Pada saat Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Ahmad Yani bertugas di Tegal, Jawa Tengah, dengan jabatan Letnan Jenderal. Dirinya mendapatkan mandat, untuk membentuk pasukan khusus yang diberi nama Benteng Raiders. Pasukan tersebut bertugas untuk menghentikan pasukan DI/TII.

Berkat kecerdasan dan keberaniannya, Ahmad Yani dibiayai Angkatan Darat untuk memperdalam ilmu militer di Command and College Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan.

Setelah itu, Yani juga mengikuti pendidikan selama dua bulan di Special Warfare Course di Inggris.

Baca Juga: Ngeri Jadi Sarang Bakteri, Inilah 5 Bagian Tubuh yang Luput Dibersihkan Saat Mandi

Dilansir dari Historia, Yani juga memiliki reputasi yang sangat baik di mata Istana. Saat pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner) terjadi di Sumatera Barat, Ahmad Yani yang saat itu berpangkat Kolonel berhasil mengamankan pemberontahan PRRI.

Kemudian dirinya menjabat kepala Staf Komando Operasi Tertinggi (KOTI) yang berada di bawah komando presiden.

Dalam waktu empat tahun sejak memimpin Operasi 17 Agustus di Padang, nama Yani terus melesat.

Sebagai perwira profesional, Yani memperoleh kepercayaan untuk dilantik oleh Presiden Sukarno sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 23 Juni 1962.

Dalam buku 99 Tokoh Muslim Indonesia (2009) oleh Salman Iskandar, Jenderal Ahmad Yani terkenal sebagai seorang tentara yang berseberangan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia).

Saat menjadi Menteri atau Panglima Angkatan Darat pada 1962, dirinya menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x