Network
MANTRA SUKABUMI – Di tengah berbagai isu yang mengancam persatuan dan kesatuan NKRI, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada Minggu, 15 November 2020 menegaskan pentingnya menghindari provokasi dan ambisi terselubung dari berbagai identitas, serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dr. Ade Reza Hariyadi, Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Indonesia (UI), menilai bahwa yang disampaikan Panglima TNI tersebut masih bersifat normatif, artinya TNI sebagai alat pertahanan negara.
Ade mengatakan bahwa dirinya belum melihat indikasi bahwa maksud Panglima TNI tersebut adalah manuver dan pernyataan politik dari Imam Besar organisasi Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Baca Juga: Tutup Rangkaian 11.11, ShopeePay Day Kembali dengan Beragam Kejutan Spesial
Baca Juga: Amalan Doa Habib Luthfi bin Yahya Agar Rezeki Lancar dan Berkah
"Saya belum melihat satu indikasi kuat bahwa ini dimaksudkan pada kelompok-kelompok politik tertentu termasuk manuver atau pernyataan politik yang disampaikan oleh Habib Rizieq," ungkap Ade pada Senin, 16 November 2020.
"Kecuali memang Panglima TNI menyatakan secara eksplisit kelompok politik mana yang dituding, atau kekuatan yang berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," lanjutnya, sebagaimana dilansir oleh mantrasukabumi.com dari laman rri.co.id.
Menurut Ade, hal tersebut terlihat sebagai pernyataan kesiapsiagaan TNI menghadapi potensi ancaman yang mengganggu keamanan NKRI.
"Dari pernyataan yang disampaikan masih sangat normatif dan mungkin sekedar pernyataan komitmen TNI terhadap kesiapsiagaan TNI mengantisipasi terhadap potensi ancaman terutama yang menyangkut dengan eksistensi keamanan NKRI dan sebagai fungsi TNI sebagai alat pertahanan negara," kata Ade.
