Komentari Fenomena yang Terjadi Saat Ini, Ma'ruf Amin: Berpikir Sempit Bisa Melahirkan Faham Radikal

- 18 November 2020, 06:15 WIB
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan kunci dalam acara Baitu Al-Maal Wa Al-Tamil (BMT) Summit 2020 yang diselenggarakan secara daring oleh Majelis Ulama Indonesia, Senin 16 November 2020.
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan kunci dalam acara Baitu Al-Maal Wa Al-Tamil (BMT) Summit 2020 yang diselenggarakan secara daring oleh Majelis Ulama Indonesia, Senin 16 November 2020. /Dok. KIP Setwapres/

 

MANTRA SUKABUMI - Radikalisme merupakan paham baru yang dibuat oleh sekelompok orang atau pihak tertentu berdasarkan agama, sosial dan politik yang bertujuan mengubah paham dan ideologi yang ada dengan menggunakan kekerasan.

Paham ini timbul karena cara berpikir yang sempit, dalam hal ini Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengimbau agar umat Islam tidak ikut-ikutan berpikir sempit.

Pernyataan Ma'ruf Amin ini seakan menjawan fenomena yang terjadi saat ini, bahwa ada yang hanya memperjuangkan implementasi syariat Islam tanpa keinginan untuk mendirikan Negara Islam, namun ada pula yang mendukung sebuah pendirian Negara Islam yang berlandaskan sebuah kekhalifahan.

Baca Juga: Solusi Makan, Belanja, dan Transportasi dari Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini

Baca Juga: Waspada, Ketua Umum PBNU Tiba-tiba Sampaikan Himbauan Bagi Masyarakat Indonesia, Ada Apa?

Pasalnya, hal tersebut hanya akan menimbulkan sifat intoleran, melahirkan paham radikal, hingga membenarkan kekerasan dalam penyelesaian masalah.

“Saya tidak ingin umat Islam ikut dalam arus berpikir sempit, sebagaimana fenomena yang muncul belakangan ini. Cara berpikir itu melahirkan pola pikir radikal, yang menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah,” ungkap Wapres, dikutip mantrasukabumi.com dari PMJNEWS pada Rabu, 18 November 2020.

Ma’ruf menyebut pemahaman umat Muslim terhadap ajaran Islam tidak seharusnya tekstual tanpa pertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan untuk kehidupan yang lebih baik.

Wahyu pertama yang diturunkan Nabi Muhammad adalah iqra, yang mengandung makna tidak sekadar membaca.

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x