Presiden Macron Identifikasi Perkembangan Sparatisme Islam, Prancis ‘Sweeping’ Masjid dan Mushala

4 Desember 2020, 08:16 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. //Instagram.com/@emmanuelmacron /

MANTRA SUKABUMI – Presiden Emmanuel Macron mengidentifikasi sebagai sebuah ‘Sparatisme Islam’. Pihak berwenang Prancis pada Kamis akan menginspeksi puluhan masjid dan mushala yang dicurigai paparkan ajaran radikal. 

Langkah ini diambil pemerintah Prancis sebagai bagian dari tindakan keras terhadap ekstremis Islam setelah serentetan serangan, kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin.

Darmanin mengatakan kepada radio RTL bahwa jika ada masjid atau musala yang ditemukan mempromosikan ekstremisme, itu akan ditutup.

 Baca Juga: Rayakan Hari Kopi Favorit di Kemeriahan 12.12 ShopeePay

Baca Juga: Mengejutkan, Pimpinan PA 212 dan HRS Center Serukan Ini Kepada Warga Papua Barat

Inspeksi yang akan dilakukan pada Kamis sore adalah bagian dari tanggapan terhadap dua serangan mengerikan yang sangat mengejutkan Prancis - pemenggalan kepala seorang guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dan penikaman hingga kematian tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis .

Darmanin mengatakan 76 masjid dari lebih dari 2.600 musala telah ditandai atas kemungkinan ancaman terhadap nilai-nilai Republik Prancis dan keamanannya. Dikutip mantrasukabumi.com dari france24.com, Kamis, 3 Desember 2020. 

Dia tidak mengungkapkan tempat ibadah mana yang akan diperiksa, tetapi dalam catatan yang dia kirimkan ke kepala keamanan regional, dilihat oleh AFP, dia mencantumkan 16 alamat di wilayah Paris dan 60 lainnya di seluruh negeri Prancis.

"Ada di beberapa daerah terkonsentrasi tempat ibadah yang jelas anti-Republik," kata Darmanin kepada radio RTL, "(di mana) para imam diikuti oleh badan intelijen dan ditemukan wacana itu bertentangan dengan nilai-nilai nasionalisme Prancis".

Namun dia menambahkan bahwa fakta hanya sebagian kecil dari masjid di Prancis yang diduga menjajakan teori-teori radikal, "kami berusaha mencegah dari penyebaran ajaran radikalisasi ".

Baca Juga: Merasa Difitnah, Ali Ngabalin Melaporkan ke Polda Metro Jaya, Ini Penjelasannya

“Hampir semua Muslim di Prancis menghormati hukum Republik dan dirugikan oleh (radikalisasi) itu,” katanya.

Penyidik ​​akan menggali pembiayaan masjid dan latar belakang para imam yang dianggap mencurigakan dan mencari bukti, antara lain, sekolah Alquran untuk anak-anak.

Pembunuhan gurunya, Samuel Paty, yang telah mempertunjukkan kartun-kartun Muhammad pada murid-muridnya di kelas tentang kebebasan berbicara, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Prancis, di mana hal itu dipandang sebagai serangan terhadap republik itu sendiri.

Setelah kejadian pembunuhan itu, pihak berwenang Prancis menggerebek lusinan kelompok olahraga Islam, badan amal, dan asosiasi yang diduga mempromosikan ekstremisme.

Mereka juga memerintahkan penutupan sementara sebuah masjid di dekat Paris yang membagikan video propokatif yang menghasut kebencian terhadap Paty.

Baca Juga: WHO Keluarkan Pedoman Terbaru Penggunaan Masker, Begini Anjurannya

Presiden Emmanuel Macron telah memperingatkan tentang meningkatnya ancaman 'separatisme Islam' dan tantangannya terhadap persatuan republik Prancis yang sekuler. 

Nilai-nilai inti Prancis seperti kebebasan berkeyakinan, kesetaraan gender dan hak penistaan ​​terancam di wilayah-wilayah lokal, katanya.

"Menghadapi penyakit yang menggerogoti negara kami, Prancis telah bersatu dalam keprihatinan, dengan bertekad," tulis presiden Macron dalam sebuah surat kepada surat kabar Financial Times pada November.

Tindakan keras pemerintah telah membuat beberapa Muslim merasa semakin terasing di negara mereka sendiri. 

Baca Juga: Terungkap, Inilah Pelaku Penyebar Video Adzan Hayya Alal Jihad, Hanya Sebagai Pekerja Ini

Beberapa pemimpin Muslim Prancis, sementara mendukung perjuangan pemerintah melawan Islam radikalisme, telah memperingatkannya agar tidak menyamakan mayoritas kepercayaan mereka dengan kelompok "pemicu kebencian". **

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: France24

Tags

Terkini

Terpopuler