Akibat Kudeta, Militer Myanmar Tahan Pemimpin De Facto Aung San Suu Kyi

1 Februari 2021, 14:16 WIB
Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi. /Instagram.com/@aungsansuukyi9 /

 

MANTRA SUKABUMI – Militer Myanmar telah melakukan penahanan terhadap pemimpin de facto negara Mayanmar, Aung San Suu Kyi. Kudeta Militer telah terjadi di negara tersebut.

Dunia telah mengutuk Kudeta militer di negara Myanmar. Akibat Kudeta yang dilakukan mimliter, Pemimpin de facto Aung San Suu Kyi ditahan.

Menurut Militer Myanmar, Pemimpin De Facto Aung San Suu Kyi diduga telah melakukan penipuan dalam pemilu. Terkait dugaan tersebut, Pemimpin De Facto Aung San Suu Kyi ditahan oleh Militer Myanmar.

Baca Juga: Brand Lokal Favorit Masyarakat Kini Hadir Jadi Merchant Baru ShopeePay

Baca Juga: Bicara Tentang Ibu Kota di Kalimantan, Jubir Jokowi Malah Dapat Komentar Menohok tentang Eksploitasi Hutan

Dikutip mantrasukabumi.com dari Aljazeera, Senin, 1 Februari 2021. Akibat kudeta, milter Myanmar melakukan penahanan terhadap Pemimpin De Facto Aung San Suu Kyi. 

Militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa pada hari Senin, merebut kekuasaan dalam kudeta kurang dari 10 tahun setelah menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil.

Militer mengatakan mereka melakukan penahanan sebagai tanggapan atas penipuan dalam pemilihan umum November lalu, yang dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dengan telak.

Sebuah pernyataan di televisi milik militer mengatakan Jenderal Senior Min Aung Hlaing sekarang menguasai negara itu dan keadaan darurat telah diberlakukan selama satu tahun.

"Dengan situasi yang kami lihat terjadi sekarang, kami harus berasumsi bahwa militer melakukan kudeta," kata Myo Nyunt, juru bicara NLD, kepada kantor berita AFP, Senin 1 Februari 2021.

NLD, dalam pernyataan yang membawa nama Suu Kyi, meminta publik Myanmar untuk tidak menerima kudeta militer.

Baca Juga: Banjir Tidak Terjadi di Wilayah Jakarta, Teddy Gusnaidi Justru Sindir Keras Pendukung Anies Baswedan

Baca Juga: Singgung Omnibus Law dan Sistem Politik, ini Tanggapan Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie

"Tindakan militer adalah tindakan untuk mengembalikan negara di bawah kediktatoran," tulisan dalam pernyataan itu. 

"Saya mendorong orang-orang untuk tidak menerima ini, untuk menanggapi dan dengan sepenuh hati memprotes kudeta oleh militer," sambungnya.

Thant Myint-U, seorang sejarawan dan penulis Myanmar terkemuka, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa kudeta telah membuka pintu ke masa depan yang sangat berbeda.

"Saya memiliki firasat buruk bahwa tidak ada yang benar-benar dapat mengontrol apa yang akan terjadi selanjutnya," sambungnya.

"Dan ingat Myanmar adalah negara yang penuh dengan senjata, dengan perpecahan yang mendalam lintas etnis dan agama, di mana jutaan orang hampir tidak bisa menghidupi diri mereka sendiri."***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler