Lonceng Peringatan Kembali Berbunyi di PBB atas Krisis Kemanusiaan di Suriah

- 17 Desember 2020, 15:45 WIB
Kepala kemanusiaan PBB, Mark Lowcock mengungkapan kekhawatirannya dengan menyuarakan kewaspadaan atas kondisi genting yang dialami rakyat Suriah.**
Kepala kemanusiaan PBB, Mark Lowcock mengungkapan kekhawatirannya dengan menyuarakan kewaspadaan atas kondisi genting yang dialami rakyat Suriah.** /Arab News

Sementara itu, makanan dan bahan bakar semakin sulit ditemukan dan biaya melonjak. Harga roti dan solar, misalnya, naik dua kali lipat sejak September.

“Harga pasar keranjang makanan referensi standar lebih tinggi daripada di titik mana pun” sejak Program Pangan Dunia (WFP) mulai memantau harga di Suriah pada 2013, kata Lowcock.

Baca Juga: Catat, 11 Larangan yang Tak Boleh Anda Lakukan Saat BAB, Salah Satunya Bisa Sebabkan Penyakit Bahaya

Baca Juga: Bapak dan Anak Tega Bacok Korban hingga Tewas di Gunung Sindur Bogor, Terancam 15 Tahun Penjara

Sementara itu, operasi bantuan kemanusiaan di timur laut menghadapi tantangan dalam upaya membantu masyarakat. Misalnya, satu organisasi diperintahkan oleh otoritas Suriah untuk menghentikan distribusi bantuan pangan WFP kepada sekitar 220.000 orang di wilayah gubernur Ar-Raqqa yang tidak dikontrol oleh pemerintah.

"Ketika bantuan ditangguhkan, mereka yang paling membutuhkan adalah mereka yang menderita," kata Lowcock. "Hukum humaniter internasional mengharuskan semua pihak mengizinkan dan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan bagi warga sipil yang membutuhkan," sambungnya.

Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan tentang hasil sesi keempat Badan Kecil Komite Konstitusi Suriah, yang bersidang di Jenewa bulan ini.

Dia mengatakan bahwa sementara ketenangan yang rapuh telah turun di sebagian besar Suriah, itu jauh dari gencatan senjata nasional yang digambarkan oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, yang diadopsi pada Desember 2015.

"Penembakan, serangan udara, dan serangan IED (alat peledak improvisasi) terus membunuh dan melukai warga sipil," katanya.

Baca Juga: Pala Indonesia Kembali Jadi Primadona Dunia, Produsen Belanda Akan Buka Kebun di Papua Barat

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah