MANTRA SUKABUMI – Pemerintah Turki di bawah pimpinan Presiden Recep Toyip Erdogan akan mengubah kembali situs bersejarah di Kota Istanbul yakni bangunan Hagia Sophia menjadi masjid kembali yang sebelumnya merupakan museum.
Hal itu disampaikan Presiden Erdogan pada Jumat, 10 Juli 2020 kemarin tidak lama setelah pengadilan administrasi utama di Turki yang memutuskan bahwa status museum Hagia Sophia adalah illegal.
Menaggapi pernyataan Presiden Erdogan, Organisasi PBB bagian Budaya, Sains, dan Pendidikan (UNESCO) akhirnya buka suara.
Baca Juga: Polisi Geledah Kantor HKPORI Usai China Tetapkan UU Keamanan Baru Hong Kong
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Pendidikan Agama Islam Tahun 2020 Ditiadakan di Sekolah Madrasah oleh Kemenag?
"Hagia Sophia, bagian dari properti Area Bersejarah Istanbul, tertulis di daftar warisan dunia sebagai museum," demikian UNESCO memulai pernyataannya, sebagaimana dilansir dari wartaekonomi.co.id pada Sabtu, 11 Juli 2020.
UNESCO kemudian menyatakan bahwa bangunan bersejarah tersebut mensyaratkan kewajiban hukum dan sejumlah komitmen.
Untuk itu, untuk menjaga nilai universal luar biasa dari sebuah bangunan bersejarah, negara harus memastika tidak ada modifikasi apapun pada bangunan tersebut.
"Setiap modifikasi memerlukan pemberitahuan terlebih dahulu oleh Negara terkait dengan UNESCO dan kemudian, jika perlu, pemeriksaan oleh Komite Warisan Dunia," kata Badan PBB yang bertugas mengidentifikasi dan melestarikan situs-situs dengan makna terbesar bagi warisan dunia itu.
Baca Juga: 5 Profesi yang Laku Saat Pandemi Covid-19, Keuntungannya Luar Biasa
Baca Juga: Hoak atau Fakta: Ribka Tjiptaning Sebut Ibu Jokowi Ketua Gerwani PKI, Benarkah?
Selai itu, UNESCO juga menyampaika bahwa nilai universal yang luar biasa adalah dasar untuk keputusan pencatatan bangunan apa pun di Daftar Warisan Dunia.
" Hagia Sophia menjadi model untuk seluruh gereja-gereja dan masjid-masjid (yang dibangun) belakangan, dan mosaik-mosaik istana, serta gereja-gereja Konstantinopel yang memengaruhi seni Timur dan Barat," demikian pernyataan UNESCO.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman wartaekonomi.co.id dengan judul Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, UNESCO: Harus Diskusi Dulu.
Oleh sebab itu UNESCO menjelaskan bahwa Hagia Sophia sebagai satu bangunan yang berada di area bersejarah Istanbul yang memiliki nilai simbolik, historis, dan universal yang kuat.
Untuk tetap menjaga bangunan bersejarah itu UNESCO mengingatkan akan pentingnya partisipasi dari masyarakat yang efektif, inklusif, adil serta pemangku kepentingan yang lain.
Baca Juga: Mengejutkan, Dokter di AS Sebut Ada Gumpalan Darah di Setiap Organ Tubuh Jenazah Pasien Covid-19
Baca Juga: Kunci Memperoleh Kekayaan Menurut Islam, Salah Satunya Menikah
Mengenai pernyataan Presiden Turki Erdogan, UNESCO menyampaikan sangat kecewa dan merasa prihatin melalui beberapa surat, karena dalam penetuan alih fungsi situs bersejarah Hagia Sophia tidak melibatkan perundingan terlebih dahulu.
Perlu untuk diketahui, Hagia Sophia merupakan sebuah bangunan warisan dunia dengan arsitektur yang luar biasa.
Sebagai salah satu situs Warisan Budaya Dunia UNESCO, Hagia Sophia tentu menjadi daya tarik jutaan orang dengan kemegahan dan keindahannya yang agung untuk mengunjunginya dan melihat secara langsung.
Tidak hanya itu, Hagia Sophia talah menjadi saksi arsitektur mahakarya dalam peradaban manusia yang dipengaruhi oleh interaksi antara Eropa dan Asia selama berabad-abad.
Baca Juga: Mantan Penasehat AS Buka Suara Soal Presiden, John Bolton: Trump Iri pada China dan Rusia
Baca Juga: AS Puji Indonesia Atas Tindakan Kemanusiaan Terhadap Pengungsi Rohingya
Dalam sejarah mencatat bahwa bangunan Hagia Sophia merupakan sebuah bangunan yang didirikan pada masa Kaisar Bizantium Justinian I pada abad ke-6 yang difungsikan sebagai Gereja Roh Kudus (Sophia).
Hagia Sophia dihiasi dengan berbagai mosaik-mosaik berhaga gabungan antara Kristen dan Islam. Kuil agung ini didedikasikan untuk Roh Kudus dalam doktrin trinitas kekristenan.
Hagia Sophia beralih fungsi menjadi masjid sekitar tahun1453 usai penaklukan Ottoman Istanbul, yang kemudian banguna tersbut ditopang dengan berbagai elemen arsitektur yang memperlihatkan karakter Ottoman.
Kemudian, pada tahun 1935 tepatnya pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Republik Turki yang berpaham sekuler, status Hagia Sophia dialih fungsikan sebagai museum.**