Meski Khimar gemar meminum arak, dia tetap mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya.
Oleh karena itulah, Nabi Muhammad SAW tidak mengeluarkan status keislaman Abdullah alias Khimar.
"Nabi tidak mengeluarkan dia sebab maksiat dari status mencintai Allah dan Rasul-Nya," kata Gus Baha.
Bahkan, dalam ahlussunnah pun sepakat bahwa terlibat maksiat bukan berarti statusnya memusuhi Allah SWT dan Rasul.
Sang kiai asal Rembang itu mengatakan bahwa perkara maksiat itu ranahnya dhaif.
Pasalnya, tak bisa melabeli seseorang yang berbuat maksiat itu tak mencintai Allah SWT.
Karena nyatanya, orang tersebut masih memiliki rasa cinta kepada Allah SWT dan Rasul.***