Prabowo Masih Perkasa Dibanding Tokoh Lain, Refly Harun: Sikap Pasifnya Sangat Menguntungkan

24 Februari 2021, 13:56 WIB
Refly Harun. //Tangkap layar YouTube/Refly Harun

MANTRA SUKABUMI - Berdasarkan hasil survei terbaru Parameter Politik Indonesia, elektabilitas Prabowo Subianto di atas Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Prabowo masih menjadi tokoh idola dimasyarakat dalam hal elektabilitas.

Berkenaan dengan hal ini, Refly Harun memberikan komentar, dirinya menganggap bahwa Menteri Pertahanan ini stabil karena sikap Prabowo terhadap situasi nasional yang terjadi.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Kantor Gubernur Ganjar Pranowo Terendam Banjir, Netizen: Giring kok Mingkem

Pengamat politik Refly Harun pun menilai elektabilitas Menteri Pertahanan yang stabil ini dipengaruhi sikap Prabowo Subianto terhadap situasi nasional.

"Prabowo Subianto cenderung pasif, dalam merespon isu nasional dengan tidak mendukung Jokowi, namun tak juga membela oposisi," ucap Refly Harun, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Rabu, 24 Februari 2021.

Hasil survei Parameter Politik Indonesia menunjukkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjadi sosok dengan elektabilitas tertinggi sebagai calon presiden atau capres.

Menurut Refly Harun, ada sejumlah faktor yang memengaruhi tingginya elektabilitas Prabowo saat ini.

Baca Juga: Warga NTT Antusias Sambut Jokowi, Benny K Harman: Teringat pada Saat Menyambut Habib Rizieq

"Di antaranya karena pencalonan Prabowo sebagai presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dan 2019 lalu," tutur Refly Harun.

Saat itu Prabowo Subianto mengunjungi daerah-daerah untuk berkampanye, sehingga ketua umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini menjadi lebih banyak dikenal masyarakat.

"Sederhananya adalah tentu ini efek dua kali Pemilu 2014 dan 2019," kata Refly Harun.

"Prabowo masih nomor satu (elektabilitasnya) karena Prabowo paling tidak sudah penetrasi ke daerah-daerah ketika kampanye 2014 dan 2019," sambungnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Langgar Protokol Kesehatan, Hidayat Nur Wahid: Pihak Istana Harus Antisipasi

Berbeda dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menyusul peringat elektabilitas Prabowo Subianto.

Kedua gubernur itu tidak dikenal oleh masyarakat daerah-daerah lain atau hanya dikenal di wilayah administratif masing-masing, sehingga belum bisa mengalahkan elektabilitas Prabowo Subianto.

Adapun juga Pilpres 2019 terbilang belum terlalu lama dilaksanaan, artinya ingatan masyarakat akan Prabowo Subianto masih sangat kuat.

Selanjutnya, menurut Refly Harun, sikap Prabowo Subianto yang cenderung diam dalam menghadapi kejadian-kejadian di Tanah Air turut mempengaruhi tingginya elektabilitas Letnan Jendral lTNI (Purn) tersebut.

Baca Juga: Dikabarkan Putus Dengan Billy Syahputra, Amanda Manopo: Sudah Tidak Punya Hubungan Status

"Kejadian-kejadian yang dimaksud, dalam hal ini yaitu soal pembubaran Front Pembela Islam ( FPI) yang pernah mendukungn Prabowo, kematian laskar FPI hingga masalah-masalah hutang luar negeri,"ujarnya

Menurt Refly Harun, Prabowo juga dinilai dapat memberikan sikap tegas atau kejadian yang saat ini sedang terjadi.

"Prabowo Subianto masih perkasa ini bisa jadi semakin menegaskan sikap diamnya terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung baru-baru ini," papar Refly Harun

"Bisa dikatakan walau pun dia tidak aktif menjadi 'bamper' Jokowi sebagaimana menteri-menteri lainnya, dia juga tidak mengkritik dari dalam, cenderung stay passive," tambahnya.

"Ternyata stay passive ini lebih baik dibandingkan dengan mereka yang katakanlah menjadi pusat kontrovensi," jelas Refly.

Baca Juga: Inilah Sosok yang Mirip Arya Saloka dan Amanda Manopo Pemeran sinetron Ikatan Cinta

Bagaimana pun, kata Refly Harun, hasil survei Parameter Politik Indonesia belum bisa menjadi patokan Prabowo bakal menjadi kandidat terkuat capres di Pilpres 2024.

Hal itu bisa baru bisa ditentukan jika Prabowo dapat mempertahankan elektabilitasnya di 2023.

"Critical point-nya di 2023. Kalau 2023 nama Prabowo masih berkibar, alamat dia bisa masuk ke 2024 pencapresan,"

"Tapi kalau sudah hilang, ya sudah, karena di situ akan ditentukan apakah terkenalnya Prabowo saat ini sebagai kandidat terkuat karena sisa-sisa 2014 dan 2019 atau karena dia dianggap sebagaicalon potensial setelah Jokowi tak ada lagi," kata Refly Harun.

Berdasarkan survei top of mind capres, Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 19,9 persen diikuti dengan Anies Baswedan (11,9 persen) dan Tengah Ganjar Pranowo (11,3 persen).

Baca Juga: Mahfud MD: Penegakan Hukum Akan Ditindaklanjuti untuk Usut Dugaan Penyalahgunaan Dana Otsus Papua

Baca Juga: Gawat Orang Tua Nino Telah Tahu Kelakuan Elsa Sebenarnya, Sinopsis Ikatan Cinta 24 Februari 2021

Lalu, saat pilihan capres terdiri dari 15 nama, Prabowo memiliki elektabilitas 22,1 persen disusul Anies (14,6 persen), Ganjar (13,9 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6,3 persen), dan Menteri Sosial Tri Rismaharini (5,8 persen).

Sementara, saat pilihan capres dipersempit menjadi 10 nama, Prabowo memiliki elektabilitas 23,1 persen, Anies (15,2 persen), Ganjar (14,9 persen), Ridwan Kamil (6,8 persen), dan Risma (6,5 persen).

"Data elektabilitas juga menunjukkan Prabowo Subianto menjadi figur tak tergantikan dari calon berbasis militer secara konsisten memimpin kompetisi capres 2024, baik pada skenario elektabilitas terbuka, maupun pada skenario elektabilitas tertutup," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Inodnesia Adi Prayitno dalam siaran pers, Senin, 22 Februari 2021.

Survei yang sama juga menunjukkan, publik paling menyukai komposisi militer-sipil sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

Baca Juga: Bukan Nasi Goreng dan Rendang Padang, Masakan ini yang Dikenalkan Chef Renatta di Eropa

Komposisi militer-sipil tercatat disukai 30,2 persen reseponden, diikuti sipil-sipil (26,1 persen), sipill-militer (18,6 persen), militer-militer (11,1 persen), dan 14 persen responden tidak menjawab.

"Data survei secara konsisten mengamini asumsi meningkatnya kembali pamor capres berlatar belakang militer," kata Adi.

Survei tersebut dilakukan pada tanggal 3-8 Februari 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara acak dari kerangka sampel.

Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler