Insiden di Desa Wadas, LBH Yogyakarta dan YLBHI Rilis Pernyataan Sikap dan Singgung Ganjar Pranowo

9 Februari 2022, 17:10 WIB
LBH Yogyakarta dan YLBHI telah mengeluarkan press release terkait peristiwa di Desa Wadas Purworejo dan singgung Ganjar Pranowo /@ganjar_pranowo

MANTRA SUKABUMI - LBH dan YLBHI telah merilis pernyataan sikapnya atas insiden di Desa Wadas pada 8 Februari 2022.

LBH Yogyakarta selama ini telah mendampingi masyarakat Desa Wadas Purworejo Jawa Tengah.

Masyarakat Desa Wadas menolak penambangan batuan andesit di desanya.

Baca Juga: Mengenal Batu Andesit, di Proyek Bendungan Bener yang Sebabkan Desa Wadas Purworejo Sempat Diwarnai Kericuhan

Hasil penambangan tersebut rencananya akan digunakan sebagai material pembangunan Bendungan Bener.

Sebelumnya petugas Badan Pertanahan Nasional mengukur lahan yang akan di tambang tersebut disertai oleh ratusan personel kepolisian.

Ratusan personel polisi tersebut diterjunkan terkait pengukuran lahan milik warga yang dilakukan petugas Badan Pertahanan Nasional untuk keperluan querry tambang batuan andesit.

Kemudian aparat bersenjata tersebut datang dan menangkap puluhan warga dari Wadas.

Video penangkapan warga oleh aparat tersebut tersebar di berbagai media sosial.

Berikut pernyataan sikap LBH Yogyakarta dan YLBHI, dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter ylbhi.or.id pada 9 Februari 2022.

LBH Yogyakarta dan YLBHI telah mengeluarkan press release nya terkait insiden di Desa Wadas, pada 8 Februari 2022.

Berkaitan update dan informasi yang didapat di lapangan, juga berkaitan dengan pemberitaan berdasarkan klaim sepihak dari Kepolisian dan Gubernur Jawa Tengah.

YLBHI dan LBH Yogyakarta ingin menyampaikan pandangan berdasarkan fakta-fakta sebagai berikut:

1. 40 warga ditangkap secara sewenang-wenang dengan cara disweeping.

Bahwa penangkapan terhadap sekitar 40 warga dilakukan oleh kepolisian pada saat warga sedang melakukan istighosah (doa bersama).

Warga yang sedang melakukan istighosah tiba-tiba dikepung dan ditangkap. Tidak cukup sampai disitu, Kepolisan juga melakukan sweeping dan penangkapan di rumah-rumah warga.

Baca Juga: Kapolri Larang Media Liput Arogansi Polisi, LBH: Mengancam Hak Warga Terlindung dari Kekerasan Aparat

2. Klaim kepolisian yang menyatakan bahwa warga yang ditangkap dengan alasan membawa senjata tajam adalah penyesatan informasi.

Berdasarkan pernyataan Kabid Humas Polda Jateng yang menyatakan alasan penangkapan warga karena membawa sajam dan parang adalah penyesatan informasi.

Pada faktanya berdasarkan informasi dari warga, polisi mengambil alat-alat tajam seperti arit, serta mengambil pisau yang sedang digunakan oleh ibu-ibu untuk membuat besek (anyaman bambu).

3. Klaim Gubernur Jateng, Ganjar yang menyatakan bahwa tidak ada kekerasan adalah pembohongan publik.

Bahwa pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di beberap media yang menyatakan tidak ada kekerasandan keberadaan kepolisian untuk melakukan pengamanan dan menjaga kondusifitas adalah pembohongan publik.

Pada faktanya pengerahan ribuan anggota kepolisian masuk ke wadas merupakan bentuk intimidasi serta kekerasan secara psikis yang dapat berakibat lebih panjang daripada kekerasan scara fisik.

4. Pengacara Publik LBH Yogyakarta dihalang-halangi dan mendapatkan pengusiran pada saat melakukan pendampingan hukum di Polsek Bener.

Bahwa pihak kepolisian melakukan intimidasi dan menghalang-halangi tugas Pengacara Publik LBH Yogyakarta yang akan memberikan bantuan hukum terhadap warga yang ditangkap.

Pihak kepolisian beralasan bahwa pendampingan hukum tidak bisa dilakukan karena sedang dilakukan proses interogasi dan berdalih ada satu orang terpapar covid-19.

Baca Juga: Anugerahkan Bintang Mahaputera pada 6 Hakim MK, Direktur LBH Jakarta: Presiden Jokowi Langgar Etika

Namun ketika ditanya terkait informasi lebih lanjut, Kepolisian justru melakukan intimidasi dan pengusiran terhadap Pengacara Publik LBH Yogyakarta.

Selain itu di lapangan juga didapati kekerasan secara fisik yang dialami oleh pengacara LBH Yogyakarta yang mendapatkan penganiayaan berupa pukulan beberapa kali.

Tindakan tersebut jelas melanggar Pasal 28 d ayat 1 UUD 1945, Undang-undang Bantuan Hukum, Undang-undang Advokat, dan KUHAP.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, YLBHI dan LBH Yogyakarta menyatakan sikap.

1. Tarik mundur aparat Kepolisian dan TNI dari Desa Wadas.

2. Bebaskan warga yang ditangkap atas konflik di Desa Wadas.

3. Hentikan pengukuran di Desa Wadas.

4. Hentikan rencana penambangan Quary di Desa Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih

Sumber: YLBHI

Tags

Terkini

Terpopuler