Ragukan Wawasan Kebangsaan Tim Panitia TWK, Tifatul Sembiring: Merusak Kerukunan Bangsa

- 3 Juni 2021, 21:12 WIB
Ragukan Wawasan Kebangsaan Tim Panitia TWK, Tifatul Sembiring: Merusak Kerukunan Bangsa
Ragukan Wawasan Kebangsaan Tim Panitia TWK, Tifatul Sembiring: Merusak Kerukunan Bangsa /Ujang Zaelani/Antara

MANTRA SUKABUMI - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mempertanyakan wawasan kebangsaan tim panitia yang membuat soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Sebagaimana diketahui, TWK tersebut menuai kontroversi karena menjadi penyebab dipecatnya sebanyak 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hal tersebut membuat Tifatul Sembiring geram.

Tifatul Sembiring menilai bahwa tim panitia TWK yang membuat soal tersebut tidak memiliki sensitivitas kebangsaan.

Baca Juga: China Marah, AS Ungkap Investasi Kerja Paksa Buruh Indonesia di Kapal China, Netizen: Negara Sendiri Bungkam

"Nggak punya sensitivitas kebangsaan," kata Tifatul Sembiring sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter @tifsembiring pada Kamis, 3 Juni 2021.

Hasil tangkap layar akun Twitter Tifatul Sembiring
Hasil tangkap layar akun Twitter Tifatul Sembiring @tifsembiring


Tak hanya itu, Tifatul Sembiring juga menilai bahwa tes wawasan kebangsaan yang memicu kontroversi oleh berbagai pihak tersebut dapat merusak kerukunan bangsa.

"Justru yang begini-begini bisa merusak kerukunan bangsa," ujar politisi PKS tersebut.

Bahkan Tifatul Sembiring juga meragukan wawasan kebangsaan tim panitia yang membuat pertanyaan-pertanyaan di dalam TWK.

"Sebenarnya tim panitia TWK ini, apakah sudah paham wawasan kebangsaan nggak sih," ucap Tifatul Sembiring.

Kontroversi terbesar dari TWK tersebut karena adanya pertanyaan yang menuntut pegawai KPK untuk memilih antara kitab suci Al-Quran atau Pancasila.

Baca Juga: Akhirnya, Akui Kelaparan di Hutan Papua, Panglima OPM Menyerah

Sontak pertanyaan tersebut dinilai melanggar hak asasi manusia dalam beragama dan juga sebagai warga negara.

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra, Habiburokhman mengatakan bahwa terdapat perbedaan dimensi antara Al-Quran dan Pancasila.

Menurut Habiburokhman, kedua pilihan tersebut tidak boleh dibatasi untuk memilih salah satunya karena dimensi yang berbeda tersebut.

"Kalau saya akan ngomong itu dimensinya berbeda, gitu loh. Al-Quran ada dimensi sendiri dan Pancasila ada dimensi sendiri, kurang lebih begitu. Pertanyaannya tidak boleh dibatasi salah satu," pungkas Habiburokhman.***

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x