Fenomena Astronomi di Bulan Agustus 2020, Salah Satunya Tengah Berlangsung Hari Ini Tripel Konjungsi

2 Agustus 2020, 06:05 WIB
ILUSTRASI tata surya /ANTARA/.*/ANTARA

MANTRA SUKABUMI - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah merilis kalender astronomi di bulan Agustus 2020 untuk minggu pertama.

LAPAN menyebutkan setidaknya ada 5 fenomena astronomi yang akan terjadi pada minggu pertama di bulan Agustus ini.

Diantaranya ada satu fenomena yang tengah berlangsung saat ini yakni Tripel Konjungsi Bulan-Saturnus-Jupiter.

Baca Juga: Akan Ada Fenomena 'The Full Sturgeon Moon' Agustus Mendatang, Catat Tanggalnya

Baca Juga: Kabar Baik, Gaji ke-13 Segera Cair Pertengahan Agustus, Tinggal Menunggu Ditandatangani Presiden

Fenoma tersebut sudah berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 1 Agustus hingga berakhir pada 3 Agustus 2020.

Berikut ini 5 fenomena astronomi bulan Agustus 2020 pada minggu pertama sebagaimana dikutip Mantrasukabumi.com dari laman akun Instagram LAPAN @lapan_ri pada Sabtu, 01 Agustus 2020.

1. 1 Agustus: Posisi Tertinggi Venus ketika Matahari Terbit

Fenomena alam ini terjadi saat Venus berada di ketinggian 42,1 derajat di atas ufuk saat Matahari terbit (pukul 06.01 WIB) dan merupakan ketinggian tertinggi untuk ketampakan Venus ketika pagi.

Planet Venus terletak di konstelasi Taurus dan tampak seperti sabit dengan iluminasi 43 persen, magnitudo -4,4 dan lebar sudut 27,4 detik busur (1/70 kali lebar sudut Matahari).

Planet Venus berada di arah Timur Laut (azimut 56 derajat) dan terletak di 22 derajat sebelah utara Matahari.

Baca Juga: Geram Ulah AS Mondar-Mandir di Perairan Laut China Selatan, China Kerahkan Pesawat Tempur Terbarunya

Baca Juga: Dokter di India ini Keji Bunuh 50 Orang Sopir Taksi dan Jadikan Jenazah Korban sebagai Pakan Buaya

2. 1-3 Agustus: Tripel Konjungsi Bulan-Saturnus-Jupiter

Selama tiga hari antara tanggal 1 hingga 3 Agustus fenomena ini akan terjadi secara berturut-turut pada malam hari, di mana posisi Bulan akan berkonjungsi tripel dengan planet Jupiter dan Saturnus.

Pada awalnya, Bulan akan tampak lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus ketika malam hari, serta membentuk garis lurus.

Kemudian pada esok harinya, Bulan tampak lebih dekat terhadap Jupiter ketika fajar. Pada malam harinya, Bulan tampak lebih 'dekat' terhadap Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter.

Lalu keesokan harinya, Bulan menjauhi Saturnus dan Jupiter. Fenomena ini dapat dilihat dari arah Timur-Menenggara hingga Barat-Barat Daya.

Baca Juga: Seakan Tak Pernah Kapok, Kembali Viral Youtuber Lakukan Prank Daging Kurban Diganti Sampah

Baca Juga: Makin Terkuak, Wajah KTP Djoko Tjandra Identik 98 Persen dengan Saat Ditangkap

3. 3 Agustus: Perihelion Mars

Peristiwa ini terjadi di mana Mars akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada pukul 16.02 WIB dengan jarak 1,38 sa (206,5 juta kilometer).

Namun, Mars baru dapat diamati sejak pukul 23.00 WIB dari arah Timur Laut dan berkulminasi keesokan harinya pada pukul 04.16 WIB di arah Utara dengan ketinggian 79 derajat.

Saat fenoma tersebut berlangsung, Mars akan tampak di konstelasi Pisces dengan iluminasi 86,7 persen, magnitudo -1,1 dan lebar sudut satu per empat menit busur.

Orbit Mars yang lebih lonjong dibandingkan orbit Bumi membuat perihelion Mars lebih pendek 10,5 persen terhadap jarak rata-rata Mars ke Matahari. Perihelion Mars terjadi rata-rata setiap 687 hari sekali.

Baca Juga: Jejak Pelarian Djoko Tjandra Hingga Akhirnya Ditangkap Setelah 11 Tahun

Baca Juga: Kasus Pencemaran Nama Baik Ahok Masih Terus Berlanjut

4. 3-4 Agustus: Fase Bulan Purnama

Pada tanggal 3 Agustus 2020 puncak Purnama akan terjadi sekutar pukul 22.58 WIB, dengan lebar sudut 30,6 menit busur dan berjarak 383.961 kilometer dari Bumi.

Sehingga jika diamati Bulan terletak di rasi Capricornus dan dapat disaksikan dari arah Tenggara hingga Barat Daya.

Bulan purnama ini dinamai dengan Purnama Sturgeon, karena pada waktu tersebut, ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau dan mudah ditangkap.

Selain itu, Bulan purnama ini juga disebut Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Baca Juga: Hubungan AS-Iran Kian Panas, Khamenei Tuduh Washington Gerakan Protes Anti Pemerintah

Baca Juga: PM Irak Serukan Pemilihan Parlemen pada Juni 2021, Sebelumnya Ribuan Pemrotes Tuntut Pemilu

5. 6 Agustus: Perihelion Merkurius

Pada 6 Agustus sekitar pukul 10.37 WIB, Merkurius akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) dengan jarak 46,4 juta kilometer.

Namun, Merkurius sulit untuk dapat diamati dengan mata telanjang sebelum Matahari terbit, mengingat ketinggian Merkurius lebih rendah dari 6 derajat ketika fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit).

Meskipun demikian, Merkurius masih dapat diamati dengan teleskop yang terletak di konstelasi Cancer dengan iluminasi 85,2 persen, magnitudo -1,2 dan lebar sudut 5,6 detik busur.

Orbit Merkurius merupakan satu-satunya orbit planet terlonjong di Tata Surya yang mana titik perihelionnya 43 persen lebih pendek dibandingkan jarak rata-rata Merkurius ke Matahari.

Baca Juga: Viral Rekor Kurban Terbanyak 2020! 404 Hewan Kurban Dibagikan Hampir Keseluruh Wilayah Indonesia

Baca Juga: Listrik Gratis Bulan Agustus Sudah Bisa Diklaim, Berikut Cara Klaimnya

Fenomena Perihelion Merkurius ini terjadi rata-rata setiap 88 hari sekali.

 **

Editor: Encep Faiz

Sumber: @lapan_ri

Tags

Terkini

Terpopuler