Kominfo Beri Sanksi PSE Lingkup Privat yang Tidak Terdaftar Mulai 21 Juli, Bagaimana Nasib Google dan YouTube?

- 20 Juli 2022, 18:35 WIB
Penjelasan apa itu PSE dan daftar blokir Kominfo terkait PSE asing lingkup privat termasuk Google yang belum daftar hari ini, Rabu 20 Juli 2022.
Penjelasan apa itu PSE dan daftar blokir Kominfo terkait PSE asing lingkup privat termasuk Google yang belum daftar hari ini, Rabu 20 Juli 2022. /REUTERS/Dado Ruvic

Ia pun menambahkan, pemantauan PSE yang tidak terdaftar akan melihat dari traffic aplikasi. Mulai dari 100, 1000, hingga 10.000 traffic terbesar.

“Data-data pemantauan akan diserahkan kepada menteri. Pemberian sanksi merupakan hak prerogatif dan kewenangan Menkominfo,” tutur Semuel.

Baca Juga: Mulai 20 Juli 2022, Kominfo akan Blokir IG, FB, WhatsApp, Twitter hingga Google jika Tak Lakukan Ini

Dirjen pun menyatakan Kemkominfo melalui Ditjen Aptika telah memberi kemudahan bagi PSE dalam proses pendaftaran. Bila PSE mengalami kesulitan, tersedia kontak yang dapat dihubungi melalui halaman https://pse.kominfo.go.id/hubungi-kam

“Kami benar-benar ingin membantu mereka. Bila ada hambatan dari sistem, kirimkan saja manualnya dulu, tapi setelah itu ditindaklanjuti dengan pendaftaran melalui OSS,” jelas Semuel.

Selain itu, dalam rangka memberikan kemudahan dan kepercayaan masyarakat, verifikasi atas data-data akan dilakukan belakangan. Sehingga diharapkan masyarakat memberikan data pendaftaran yang sebenar-benarnya.

“Kita ingin bangun trust masyarakat agar memberikan informasi yang benar. Nantinya kami juga lakukan post audit. Jika ada yang memalsukan data, kami akan cari dan laporkan ke polisi,” ungkap Dirjen Semuel.

Dirjen Semuel pun menyebut, saat ini sedang dilakukan uji publik aturan terkait pemberian sanksi administratif bagi PSE yang melanggar. “Selama ini kan hanya teguran dan blokir, nantinya akan kami kenakan sanksi ekonomi supaya ada efek jera,” katanya.

Dirjen juga menanggapi kekhawatiran masyarakat terhadap PSE asing besar yang belum mendaftar. Jika mereka melihat Indonesia sebagai pasar potensial, maka sudah seharusnya mengikuti peraturan yang berlaku.

“Saya kira hanya masalah waktu saja, apalagi sudah bertahun-tahun beroperasi di sini. Begitu mereka tidak ada, banyak karya anak-anak bangsa yang bisa menggantikan,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Mohammad Dzikri Mudzakir M

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah