Mengejutkan, Rocky Gerung Sebut Moeldoko Tak Kudeta Partai Demokrat: Dia justru Mengkudeta Demokrasi

- 11 Maret 2021, 11:52 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung tanggapi soal KLB Partai Demokrat oleh Moeldoko.*
Pengamat politik Rocky Gerung tanggapi soal KLB Partai Demokrat oleh Moeldoko.* /YouTube.com/Rocky Gerung Official



MANTRA SUKABUMI – Pengamat politik dan filsuf Rocky Gerung menanggapi keterlibatan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

Dalam pernyataannya itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa banyak orang yang beranggapan bahwa tindakan Moeldoko adalah langkah untuk menyelamatkan demokrasi.

Namun, Rocky Gerung menyatakan jika yang dilakukan oleh Moeldoko bukanlah melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat, akan tetapi justru melakukan kudeta terhadap demokrasi.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan: Saya Terima Gubernur Anies Baswedan, Ia Minta Dukungan Pemerintah Pusat

Pernyataan itu disampaikan oleh Rocky Gerung dalam diskusinya bersama Tjipta Lesmana dan Chusnul Mariyah yang dipandu oleh Rahma Sarita di kanal YouTube Realita TV.

“Banyak orang cerdas tidak bening melihat politik, menganggap bahwa tindakan Moeldoko itu dalam rangka menyelamatkan demokrasi,” ujar Rocky Gerung, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video di kanal YouTube Realita TV pada Kamis, 11 Maret 2021.

“Sebetulnya Moeldoko itu tak mengkudeta Partai Demokrat, dia justru mengkudeta demokrasi,” tegasnya.

Selain itu, Rocky Gerung juga menyinggung soal ‘keterangan pembenar’ yang menyebutkan apa yang pernah dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Seperti yang diketahui, banyak pihak yang menyebutkan bahwa SBY tak melarang KLB terjadi di dalam internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satunya Menko Polhukam Mahfud MD.

“Dia nggak mau sebutkan bahwa dia dengan sengaja membatalkan demokrasi, dengan meng-bypass seluruh aturan formil di dalam demokrasi. Ini aturan formil yang di-bypass, apalagi aturan ethics,” tegasnya.

Baca Juga: Teddy Gusnaidi: Ribuan Orang Bertepuk Tangan Puji AHY, Tak Akan Pengaruh pada Fakta Hukum

Rocky Gerung menyatakan bahwa Moeldoko dengan sengaja telah membatalkan demokrasi, dengan melanggar aturan formil dalam demokrasi, dengan melakukan KLB terhadap Partai Demokrat sebagai KSP.

“Dia bukan orang dalam demokrasi, bukan orang dalam Partai Demokrat. Bahkan lebih jauh lagi dia adalah agen kekuasaan,” tambahnya.

Dirinya menilai, berbeda jika Moeldoko bergabung terlebih dahulu dengan Partai Demokrat, lalu kemudian membujuk orang untuk menjadikannya Ketua Umum partai tersebut.

“Lain kalau Moeldoko itu tukang pisang goreng, tiba-tiba punya ide untuk masuk partai Demokrat, dapat kecerdasan, lalu bujuk-bujuk orang, dia kasih uang, ya itu semacam kenakalan,” jelasnya.

Menurut Rocky Gerung, dalam sistem politik praktis, Moeldoko merupakan telinga dan tangan kanan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Viral Video SBY Bukan Pendiri Demokrat, Refly Harun: Hanya Sejarah dan Allah yang Mencatatnya

Baca Juga: Ruhut Sitompul Marah, Andi Mallarangeng Bawa Jokowi dalam KLB Demokrat: Cabut Kata-kata Anda

“Tapi di dalam kepangkatan dia itu, dia orang kedua Republik, dia orang kedua dalam sistem politik kita,” lanjutnya.

“Secara tata negara, orang kedua adalah Wakil Presiden, Pak Ma'ruf Amin. Tapi secara politik praktik, Moeldoko adalah orang kedua, kuping dan tangan kanan Presiden. Itu yang orang lupakan,” pungkasnya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x