"Untuk mendapatkan kembali kantor presiden, mereka harus bertindak di luar hukum ... Dan dalam waktu satu tahun, mereka akan mengizinkan pemilihan baru berlangsung. Jika USDP berhasil mendapatkan sepertiga kursi, maka ada kemungkinan Min Aung Hlaing bisa menjadi presiden," ujar Melissa Crouch.
Baca Juga: Jarang Diketahui, ini Dampak Buruk Sering Rebahan, Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya
Min Aung Hlaing, yang sebelumnya merupakan tokoh yang kurang dikenal di luar militer, diangkat sebagai panglima tertinggi pada tahun 2011, tepat ketika Myanmar mulai beralih ke pemerintahan sipil setelah 49 tahun pemerintahan militer.
Ketika NLD memenangkan pemilihan multi-partai tahun 2015, sang jenderal mulai memposisikan dirinya sebagai calon presiden.
Dia tidak pensiun seperti yang diharapkan pada tahun 2016, tetapi sang Jenderal mengubah dirinya, dengan bantuan media sosial, dari tentara yang menyendiri menjadi tokoh publik.
Halaman Facebook yang didedikasikan untuk umum mempublikasikan aktivitasnya, termasuk kunjungan ke biara di negara mayoritas Buddha, dan pertemuan dengan pejabat.
Salah satu halaman memiliki 1,3 juta pengikut dan bertindak sebagai saluran utama militer untuk mendapatkan informasi, terutama selama penumpasan brutal Tatmadaw terhadap minoritas Rohingya pada tahun 2017.