Rusia Sebut Kemerdekaan Palestina Sebagai Kunci untuk Meredam Konflik di Timur Tengah

- 19 September 2020, 08:45 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin: Rusia Sebut Kemerdekaan Palestina Sebagai Kunci untuk Meredam Konflik di Timur Tengah
Presiden Rusia Vladimir Putin: Rusia Sebut Kemerdekaan Palestina Sebagai Kunci untuk Meredam Konflik di Timur Tengah /AFP/.*/AFP

MANTRA SUKABUMI - Konflik yang terjadi di Timur Tengah belum ada titik terang akan segera mereda meski berbagai cara dilakukan untuk meredam konflik tersebut.

Bahkan Rusia menyebutkan jika Timur Tengah akan tetap rusuh. Namun, ada satu hal yang dianggap dapat meredakan konflik tersebut, yakni kemerdekaan Palestina.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis, 17 September 2020 lalau dalam sebuah konferensi pers.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Asal Rusia Sputnik V Tunjukkan Antibodi Lebih Tinggi, Saingi Antibodi Pasien Sembuh

Baca Juga: Palestina Protes Kesepakatan Normalisasi Arab dengan Israel, Demonstran: Perjanjian yang Memalukan

Hal tersebut berkenaan dengan Israel yang telah menjalin hubungan baik kembali dengan musuh lamanya, yakni Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) di Gedung Putih Amerika Serikat belum lama ini.

Sehingga, Rusia mendesak agar negara-negara di seluruh dunia khususnya di Timur Tengah untuk meningkatkan upaya terkoordinasi supaya konflik tersebut cepat usai.

Dilansir dari laman ArabNews melalui zonajakarta.com pada Sabtu, 19 September 2020, Rusia mengatakan mencatat 'kemajuan' dalam normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab.

Namun, Rusia juga mengatakan bahwa permasalahan yang berkaitan dengan Palestina khususnya tetap akut.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Baca Juga: Palestina Sebut Normalisasi Hubungan Negara Arab dengan Israel Seperti Gempa Bumi

"Adalah keliru untuk berpikir bahwa tanpa menemukan solusi untuk itu akan mungkin untuk mengamankan stabilisasi yang langgeng di Timur Tengah," ungkap Rusia.

Moskow siap untuk bekerja sama seperti itu, termasuk dalam kerangka kuartet diplomatik negosiator perdamaian Timur Tengah dan dalam koordinasi yang erat dengan Liga Arab.

Presiden Donald Trump, mengatakan kesepakatan serupa yang ditengahi AS antara Yahudi dan beberapa negara lain.

Bahrain dan Uni Emirat Arab adalah negara Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Israel sejak Mesir pada 1979 dan Yordania di tahun 1994.

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas mengatakan hanya penarikan Israel dari wilayah pendudukannya yang dapat membawa perdamaian ke Timur Tengah.

Baca Juga: Presiden Palestina Sebut Negara Arab Ingkari Hak Rakyat Palestina Soal Israel

Baca Juga: Meski Dikecam Palestina Atas Kesepakatan, Delegasi Israel dan Pembantu Trump Akan Kunjungi UEA

Dikabarkan sebelumnya, Arab Saudi mengatakan tidak akan mengikuti Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dalam membangun hubungan diplomatik dengan Israel.

Dengan tegas Arab Saudi mengatakan akan menormalisasikan hubungan dengan Israel sampai telah menandatangani perjanjian perdamaian.

Raja Salman mengatakan kepada Trump bahwa dia menghargai upaya AS untuk mendukung perdamaian.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman Zonajakarta.Pikiran-Rakyat.com dengan judul Rusia Serukan Timur Tengah Akan Tetap Rusuh Kecuali Jika Palestina Merdeka Seutuhnya.

Sang Raja mengatakan Arab Saudi ingin melihat solusi yang adil dan permanen untuk masalah Palestina berdasarkan Prakarsa Perdamaian Arab yang diusulkan oleh kerajaan pada tahun 2002.

Di bawah proposal tersebut, negara-negara Arab telah menawarkan hubungan normalisasi Israel dengan imbalan kesepakatan kenegaraan dengan Palestina dan penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Baca Juga: Kejahatan Perang Israel, Hancurkan 313 Rumah Selama 2020, Tambah Derita Panjang Warga Palestina

Baca Juga: Pasukan Israel Serbu Pusat Budaya Palestina di Yerusalem Timur, PLO Mengutuk Penggerebekan Israel

Putra Mahkota Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Salman, dan Kushner membahas perlunya Palestina dan Israel untuk melanjutkan negosiasi dan mencapai perdamaian abadi setelah Kushner mengunjungi UEA bulan Agustus lalu.

Pada 16 Agustus 2019, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz membuat pernyataan publik tentang kerja sama militer dengan UEA di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran.

Selain itu, pada 16 Agustus 2020, UEA untuk pertama kalinya membangun sambungan telepon ke Israel dengan membuka blokir panggilan langsung ke kode negara +972 Israel.

Penerbangan komersial langsung pertama dari Israel ke UEA mulai berlangsung pada tanggal 31 Agustus 2020.**(Beryl Santoso/Zona Jakarta).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x