Network
MANTRA SUKABUMI - Polemik Partai Demokrat semakin sengit dan saling mempertahankan kubu nya masing-masing.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengungkapkan bahwa dirinya orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat.
Terkait dengan Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang Sumatera Utara (Sumut), Moeldoko mengatakan tujuannya pergi ke sana hanya sebatas ngopi.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Baca Juga: Islam Dicap Radikal Cak Nun Marah: Radikal itu Pemerintah Selalu Paksakan Pendapatnya, Saya Siap Debat
"Masa gua ngopi harus izin Presiden, gila apa," ujarnya dalam video yang diunggah melalui Twitter @ RiotamaDidik pada Selasa.
"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat," sambungnya dalam tempat yang berbeda, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Twitter @RiotamaDidik pada Selasa 30 Maret 2021.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membantah pernyataan Moeldoko.
"Bagaimana mungkin KSP Moeldoko merasa bahwa KLB Deli Serdang itu sah dan legitimat sehingga menerima dan mengklaim dirinya didaulat sebagai ketua umum," ujar AHY.
Menurut AHY, Moeldoko hingga saat ini terus melakukan manuver politik dengan menghalalkan segala cara.
Baca Juga: Jusuf Kalla Curigai akan Adanya Teror Nasional, Ferdinand: Hebat Lebih Tahu dari Aparat Kepolisian
Baca Juga: Tanda Kiamat Semakin Terlihat, Rasulullah SAW Anjurkan Tempati Tiga Negeri ini
Hati-hati ya, Pak Moel. Kesleo lidahnya, omongannya ngaco dan smakin tak terarah. Kasihan anak buahnya nanti. pic.twitter.com/ja7L9C5e3n #DemokratBersamaRakyat Selamatkan Demokrasi #MoeldokoTukangBohong @taufiqrus @soeyoto1 @OssyDermawan— Didik_riotama (@RiotamaDidik) March 30, 2021
" Kubu KSP Moeldoko masih terus melakukan manuver politik, menghasut, mengadu domba, melempar fitnah dan mendiskreditkan partai Demokrat,"
AHY bersama rakyat berjuang mempertahankan partainya dan demokrasi di Indonesia.
"Kami tidak takut dan berjanji untuk terus melawan kebohongan dan kezaliman ini bersama rakyat selamatkan demokrasi di Indonesia," tegas AHY.***
