Jokowi Terus Dikecam Soal Bipang Ambawang, Andi Arief: Niat Awalnya Gagah-gagahan

- 9 Mei 2021, 12:27 WIB
Jokowi Terus Dikecam Soal Bipang Ambawang, Andi Arief: Niat Awalnya Gagah-gagahan./
Jokowi Terus Dikecam Soal Bipang Ambawang, Andi Arief: Niat Awalnya Gagah-gagahan./ /YouTube/Sekretariat Presiden


MANTRA SUKABUMI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus-terusan mendapat kecaman dari sejumlah kalangan politikus gara-gara mempromosikan Bipang Ambawang.

Pernyataan Jokowi menuai kontroversi karena banyak yang menerasikan bawa Bipang Ambawang adalah Babi Panggang yang haram dikonsumsi umat muslim.

Kali ini kecaman datang dari Politikus Partai Demokrat Andi Arief dan menyampaikan pendapatnya melalui Twitter pribadi pada Minggu.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Cara Membuat Ketupat untuk Hidangan Lebaran 2021 Anti Gagal, Jadi Menu Andalan saat Idul Fitri Tiba

"Ini karakter, berbuat salah tak meminta maaf," katanya, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari Twitter @Andiarief__ pada Minggu, 9 Mei 2021.

Menurut Andi, pemerintah sudah mencerminkan ego yang kuat sehingga tak meminta maaf atas pernyataannya.

Andi menilai bahwa narasi yang disampaikan Jokowi saat pidato sangatlah tidak mungkin kalau tidak ditelaah lebih dulu.

"Semua tahu pembuatan iklan kuliner ada prosesnya. Tidak mungkin tidak dibaca dan dipelajari sebelumnya," sambungnya.

Baca Juga: PKS Menilai Pemerintah Berlebihan Soal Larangan ASN Dukung HTI dan  FPI, Ferdinand: PKS Layak Dibubarkan

Padahal, lanjut Andi, setiap pembuatan iklan kuliner ada proses setiap tahapan-tahapannya.

Menurutnya, pidato Presiden tersebut akan mendapat sambutan dan tanggapan yang hangat dari masyarakat, tetapi malah menuai kontroversi.

"Niat awalnya gagah2an dompleng isu toleransi/pancasila. Kegaduhan yg muncul, penolakan karakter buruk dan ideologisasi yg dipaksa," terang Andi.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi selaku penanggungjawab acara Hari Bangga Buatan Indonesia sudah meminta maaf jika pernyataan Presiden menyebabkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x